Bisnis.com, MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku usaha untuk memaksimalkan rencana rute pelayaran niaga Davao-Bitung-Ho Chi Minh City dalam waktu dekat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Jenny Karouw mengatakan bahwa salah satu penghambat realisasi rencana pelayaran itu adalah tingginya ongkos pengiriman.
“Harga masih dibicarakan, sekarang ini yang sudah ditetapkan oleh pemilik kapal itu US$1.600 per kontainer, dan itu dinilai masih terlalu mahal, karena dibandingkan dengan biaya pengiriman ke daerah lain yang lebih jauh dari Davao tidak sebesar itu,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (22/7/2019).
Jenny menuturkan, pengiriman melalui Surabaya atau Jakarta lebih diminati karena sudah memiliki jadwal pelayaran yang pasti. Selain itu, meski memakan waktu yang lebih panjang, pengiriman dari luar Sulut dianggap lebih murah.
“Memang biayanya menjadi sekitar Rp17 juta, tapi kalau dia kirim dari Bitung semestinya akan diuntungkan dari sisi kepastian dari pengiriman barang. Eksportir tahu kalau barangnya besok atau lusa sudah diangkut, jadi dia tidak sewa terlalu mahal karena terlalu lama,” katanya.
Untuk mencari solusi atas persoalan tersebut, Disperindag akan bertemu dengan para pelaku usaha. Menurutnya, Pemprov Sulut perlu menggali lebih dalam kondisi yang dihadapi oleh para eksportir yang ada di Bumi Nyiur Melambai.
Baca Juga
“Kami akan memanggil para pengusaha di daerah kita untuk bicara mengenai pemanfaatan jalur itu, karena banyak juga kan yang sebenarnya melakukan kegiatan ekspor ke Vietnam, tapi belum pakai jalur ini. Harusnya ini jauh lebih murah dari pada ke Surabaya dulu, tapi ternyata kenyataannya masih mahal,” tuturnya.
Dia juga mengharapkan Pemerintah Pusat dapat menelurkan payung regulasi yang kuat untuk mendorong pemanfaatan ekspor melalui Bitung. Menurutnya, kegiatan perdagangan internasional tidak akan menggeliat apabila hanya mengandalkan komoditas dari Sulut.
“Kami butuh kebiajkan yang kuat dari pusat untuk betul-betul melihat Bitung itu sebagai gateway Indonesia untuk ke Asia Timur dan Pasifik. Karena kalau mengkalkukasi barang Bitung dan Sulut itu tidak feasible, padahal gate ini sudah dibuka,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengharapkan agen dan konsolidator dalam pelayaran ini dapat benar-benar menjalankan fungsinya secara maksimal. Sementara ini, konsolidator dan agen dari pelayaran ini dipercayakan kepada perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulut.