Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibantu Banyak Yayasan, Wiranto Pesan Pembangunan Huntap Sulteng Tak Mangkrak

Menko Polhukam Wiranto berharap huntap di Sulteng dibangun sesuai dengan jadwal hingga 2 tahun ke depan dan pekerjaan ini tidak mangkrak setelah peletakan batu pertama.
Suasana peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi korban bencana alam di Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, pusat pemerintahan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (1/7/2019)./Bisnis.com-Lalu Rahadian
Suasana peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi korban bencana alam di Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, pusat pemerintahan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (1/7/2019)./Bisnis.com-Lalu Rahadian

Bisnis.com, SIGI BIROMARU – Pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Donggala, dan Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah diharapkan mendapat banyak bantuan dari yayasan-yayasan dalam dan luar negeri.

Harapan itu dikemukakan Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto saat meletakkan batu pertama pembangunan huntap di Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sigi, pada Senin (1/7/2019).

Menurutnya, pembangunan Sulteng setelah dihantam gempa, tsunami, dan likuefasi pada September tahun lalu harus dilakukan bersama pemerintah pusat, daerah, dibantu sejumlah yayasan.

"Masih ada pekerjaan-pekerjaan lain yang harus kita selesaikan, misalnya pemberian santunan, jaminan hidup, juga dana stimulan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah bahu-membahu. Namun, intinya ini pekerjaan yang utama bagi pemerintah daerah, oleh pusat akan dibantu, dan saya mengharapkan banyak yayasan lain yang akan membantu," kata Wiranto.

Pembangunan huntap bagi masyarakat korban bencana alam di Sulteng dipusatkan di tiga lokasi yakni Kelurahan Tondo, Duyu, dan Pombewe.

Saat ini yayasan yang sudah pasti membantu pembangunan huntap adalah Buddha Tzu Chi Indonesia.

Wiranto berharap pembangunan huntap dapat dilakukan sesuai dengan jadwal hingga 2 tahun ke depan. Dia berpesan agar proyek ini tidak mangkrak setelah peletakan batu pertama.

"Jangan sampai ikut-ikutan yang dulu, peletakan batu pertama bagus dan rapi, tapi akhirnya lupa, mangkrak, karena hanya terpaku pada groundbreaking yang megah. Ini hanya rangsangan kepada seluruh pihak untuk bersama-sama agar semua rancangan kita untuk membangun huntap bagi masyarakat dapat tercapai," tuturnya.

Dia juga mengatakan pemerintah juga akan intensif melibatkan pengusaha lokal untuk membangun kembali perekonomian di Sulteng setelah bencana dahsyat tersebut.

Ada setidaknya 11.788 hunian yang diperlukan masyarakat korban bencana alam di Palu, Donggala, dan Sigi. Jumlah itu masih bisa bertambah.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, saat ini Yayasan Buddha Tzu Chi telah memulai pembangunan 3.000 huntap. Sisanya, 8.000 unit lebih huntap akan langsung dibangun setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan lelang proyek tersebut.

Saat ini masih banyak korban bencana alam di Palu, Donggala, dan Sigi yang tinggal di hunian sementara (huntara). Ada 699 unit huntara di 72 lokasi yang sudah selesai dibangun.

Dari 699 huntara, 288 berada di Kabupaten Palu, 221 unit di Sigi, dan 190 di Donggala. Huntara yang sudah dihuni masyarakat sebanyak 644 unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lalu Rahadian
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler