Bisnis.com, MAKASSAR - Operator pelabuhan di kawasan timur Indonesia, PT Pelindo IV menyiapkan belanja modal sebesar Rp6,4 triliun untuk 2019 guna mendukung rencana strategis perseroan.
Direktur Utama Pelindo IV Farid Padang mengatakan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) itu digunakan secara proporsional dan bertahap pada wilayah kerja perseoan, yang mana salah satunya adalah Makassar New Port (MNP).
Dia memerinci, capex tersebut tidak hanya bersumber dari kas internal tetapi juga hasil emisi obligasi dengan nilai Rp2 trilun yang direncanakan direalisasikan pada semeter II/2018 mendatang.
Kemudian ada pula dukungan belanja modal yang berasal dari bantuan kerja sama dari PT Pertamina sebesar Rp1 triliun.
Secara umum, papar Farid, capex akan dimanfaatkan untuk mengerek kapasitas dan meningkatkan status beberapa pelabuhan kelolaan, yaitu Gorontalo, Merauke, Manokwari, Ternate, Sorong dan Pantoloan Palu, dari multi purpose menjadi terminal peti kemas.
"Karena kami berkeyakinan, jika ingin maju maka harus spesialisasi terminal. Mengubah yang tadinya muatan cargo biasa menjadi kontainer," ujarnya di sela-sela Raker I PT Pelindo IV, Selasa (19/3/2019).
Baca Juga
Adapun dari sisi target pendapatan konsolidasian perseroan mencapai Rp4,8 triliun dengan estimasi perolehan laba sekitar Rp800 miliar.
Selain pengembangan pelabuhan, BUMN Kepelabuhanan ini juga bakal menginjeksi modal ke anak usaha untuk mendirikan entitas baru (cucu perusahaan) yang diharapkan ikut mendorong pendapatan perseroan dari berbagai lini.
Sebagai informasi, perusahaan afiliasi anak usaha yang ditargetkan segera berdiri yakni PT Intan Timur Maritim, PT Intan Daya Logistik, PT Intan curah Perkasa, PT intan Makassar Terminal dan PT Terminal Petikemas Indonesia Timur.
Kemudian ada Equiport Inti indonesia, Intan sejahtera Utama, Intan Multi properti, Intan Kreasi Konstruksi, dan Intan Pesona Pariwisata.
"Kami membuka anak perusahaan baru juga yaitu PT Kaltim Kariango Terminal selain cucu-cucu perusahaan yang disebutkan tadi Ini akan memacu juga revenue kita," tuturnya.
Farid memaparkan, saat ini hasil dari ekspor yang dilakukan dengan cara direct call masih sangat kecil. Hanya berkontribusi sekitar 6 persen dari total pendapatan.
"Masih banyak yang kirim barang melalui surabaya dan Jakarta, dan itu defisitnya 4-5 persen karena eksportnya masih lebih rendah dari importnya," terangnya.
Dari sisi operasional, Pelindo IV menyasar kenaikan arus peti kemas menjadi 2,6 juta TEUs.
"Kenaikan arus peti kemas akan didorong dengan rampungnya tahap IA Makasaar New Port. Itu sudah 3 kalinya eksisting. Trafiknya naik sekitar 20 persen," katanya.
Dalam Raker utama tersebut, Pelindo IV juga meneken kerja sama dengan PT Semen Tonasa, PT Sucofindo, dan PT Askrindo.