Bisnis.com, MANADO—Nilai Tukar Petani Sulawesi Utara pada Februari turun 0,24%, dari nilai 95,41 pada bulan sebelumnya menjadi 95,18.
Penurunan disebabkan oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan rumah tangga serta biaya produksi dan penambahan barang modal.
Kepala Badan Pusat Statisik (BPS) Sulawesi Utara Ateng Hartono menjelaskan, nilai tukar petani (NTP) merupakan daya tukar atau daya beli petani yang diukur berdasarkan indeks harga terhadap komoditas yang diterima oleh petani.
Nilai NTP pada 2019 mengalami penurunan 0,21% secara tahun berjalan. Adapun, secara tahunan atau secara year on year NTP di Sulawesi Utara mengalami kenaikkan 2,51%.
Di sisi lain nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) pada Februari menurun 0,35% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Januari, NTUP masih mencapai 107,59, dan menurun menjadi 107,22 pada bulan kedua tahun ini.
“NTP Sulawesi utara hingga Februari masih berada di bawah 100, keadaan ini menunjukkan daya beli petani secara umum belum membaik dibandingkan kondisi pada 2012,” ujarnya di Manado, Kamis (1/3/2019).
Baca Juga
Dia juga menambahkan bahwa di daerah pedesaan Sulawesi Utara terjadi inflasi sebesar 0,30%. Hal itu dipicu oleh inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mencapai 0,55% pada periode tersebut.
Berdasarkan pemantauan karga komoditas di pedesaan, lanjutnya, secara umum dapat digambarkan bahwa memburukanya nilai NTP sebesar 0,24% disebabkan oleh kenaikan konsumsi rumah tangga 0,30% serta biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,42%.
Namun demikian, dia menjelaskan bahwa NTP pada Februari tahun ini relatif lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama dalam 2 tahun terakhir. Pada Februari 2017 dan Februari 2018, NTP tercatat sebesar 92,86 dan 95,21.