Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Desa Belum Mampu Turunkan Angka Kemiskinan di Sumsel

Pemprov Sumatra Selatan menilai dana desa yang digulirkan pemerintah pusat tak mampu menurunkan angka kemiskinan di provinsi itu.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan menilai dana desa yang digulirkan pemerintah pusat tak mampu menurunkan angka kemiskinan di provinsi itu.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan angka kemiskinan Sumsel tercatat masih dua digit, yakni 12,80% meski dana desa telah disalurkan selama empat tahun terakhir.

“Pertanyaan saya, mengapa sudah ada dana desa justru kemiskinan di Sumsel masih dua digit, walaupun harus diakui juga pertumbuhan ekonomi Sumsel di atas rata-rata nasional,” katanya saat konferensi pers Forum Merdeka Barat 9, Senin (4/2/2019).

Sementara itu alokasi dana desa untuk Sumsel sepanjang tahun ini senilai Rp2,6 triliun atau naik Rp300 miliar dari tahun 2018.

Pada tahun 2015, dana desa Sumsel senilai Rp775 miliar, tahun 2016 senilai Rp1,7 triliun, tahun 2017 sebesar Rp2,2 triliun, tahun 2018 sebesar 2018 Rp2,3 triliun.

Mawardi memaparkan dari 17 kabupaten/kota di Sumsel terdapat tiga kabupaten yang angka kemiskinannya tertinggi di Sumsel yakni Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin dan Lahat.

Menurut dia, kejadian yang menimpa tiga kabupaten ini cukup miris karena merupakan daerah penghasil migas, sementara untuk kabupaten yang sebagian besar mengandalkan pertanian justru dapat menekan angka kemiskinan.

Oleh karena itu, melalui program pengentasan kemiskinan, Pemprov Sumsel lebih fokus pada pengembangan sektor pertanian dengan menargetkan angka kemiskinan di Sumsel menurun hingga 9,91% pada 2019 dan 9,20% pada 2023.

Sementara itu, Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Anwar Sanusi, mengatakan tingginya angka kemiskinan itu juga harus dianalisa secara mendalam mengenai banyak indikatornya.

Jika data itu bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) maka patut disikapi secara mendalam apakah sudah diatasi persoalan kemiskinan tersebut.

“Kita harus carikan obatnya, jika obatnya sudah dilakukan dari program dana desa, ya artinya perlu proses, karena untuk mengatasinya tidak bisa langsung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler