Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gorontalo Potensial Kembangkan Industri Pengolahan Kelapa

Provinsi Gorontalo memiliki potensi besar dari industri pengolahan komoditas holtikultura, khususnya produk kelapa.
Ilustrasi/Antara-Irwansyah Putra
Ilustrasi/Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA—Provinsi Gorontalo memiliki potensi besar dari industri pengolahan komoditas holtikultura, khususnya produk kelapa.

Sektor perkebunan kelapa menjadi prospek andalan berlangsungnya produksi pabrik tepung kelapa dan nata de coco di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, di provinsi ini juga terdapat satu kawasan industri yaitu Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) di Kabupaten Bone Bolango.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Gorontalo, pada 2018 terdapat industri skala besar dan sedang sejumlah 20 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7.693 orang. Industri mikro dan kecil mencapai 12.360 unit usaha dengan melibatkan 31.910 tenaga kerja.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, mengatakan dengan potensi tersebut pihaknya berkomitmen untuk mengangkat industri pengolahan komoditas holtikultura di Gorontalo.

Langkah strategis ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, sekaligus juga menjadi solusi untuk mendongkrak harga komoditas seperti kopra dalam jangka panjang.

“Kami bertekad untuk fokus mendorong sektor industri pengolahan produk hortikulura di Gorontalo. Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (13/1/2019).

Beberapa perusahaan yang berada di Gorontalo adalah PT Royal Coconut dan PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI). Royal Coconut, yang berada di Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo merupakan perusahaan pembuatan tepung kelapa. Perusahaan yang mempekerjakan 702 orang karyawan ini mampu menghasilkan 360 ton tepung per bulan dan menjadi komoditas ekspor di benua Eropa, Afrika dan Asia.

Sementara itu, HGI memiliki produk unggulannya, yakni obat herbal. Perusahaan yang mempekerjakan 204 orang tersebut mampu memproduksi 60 ribu botol per bulan yang juga telah memenuhi pasar ekspor.

HGI disebutkan mampu menghasilkan devisa ekspor senilai Rp1,5 triliun dengan investasi awal senilai Rp500 miliar, sedangkan Royal Coconut, yang memproduksi tepung kelapa dengan investasi awal Rp100 miliar, memiliki ekspor yang mencapai Rp300 miliar.

Oleh karena itu, Airlangga melanjutkan, tugas pemerintah pusat akan menyiapkan skema insentif bagi industri di daerah. Salah satunya dalam hal penelitian dan pengembangan produk agar kualitasnya semakin baik setiap tahun.

“Ini adalah industri yang diharapkan oleh pemerintah, arahan dari Presiden Joko Widodo adalah industri pengolahan berbasis bahan baku dalam negeri. Nah, seperti di HGI ini karena produknya herbal untuk kesehatan, dan diproduksi dengan standar good manufacturing practice sehingga mempunyai pasar global,” ujarnya.

Lebih jauh, Airlangga menyatakan pihaknya terus menggenjot diversifikasi pada produk komoditas hortikultura untuk memenuhi permintaan ekspor. Selain itu, produksi hortikultura akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman di dalam negeri.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, menuturkan potensi industri berbasis sumber daya alam cukup banyak di Gorontalo, sehingga diharapkan ada perhatian dan intervensi oleh pemerintah pusat untuk mendorong peningkatan investasi khususnya sektor industri.

“Contohnya pabrik tepung kelapa,  90%  bahan kelapanya diambil dari petani sehingga ada added value bagi mereka. HGI juga salah satu bahan dasarnya rumput teki, yang orang Gorontalo bilang tidak ada harganya. Sekarang dibeli oleh pabrik dengan harga yang lumayan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper