Bisnis.com, MANADO—PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) berencana menghadirkan kapal penumpang di Pelabuhan Manado mulai tahun depan, guna meningkatkan konektivitas antar pulau di Sulawesi Utara sekaligus mendorong perekonomian daerah.
Direktur Utama Pelni Insan Purwarisya L. Tobing menjelaskan BUMN itu melihat potensi yang cukup besar dari jumlah kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara yang masuk melalui Pelabuhan Manado. Selain itu, dia menilai Manado sebagai ibu kota provinsi memerlukan moda angkutan laut yang lebih terintegrasi antara kapal penumpang, kapal perintis, dengan kapal pelayaran rakyat.
“Pelni di 2019 mengkaji untuk bisa masuk ke Pelabuhan Manado karena melihat potensi yang cukup besar dari wisatawan. Sebagai BUMN mestinya kami bisa ikut mensupport pemda dalam hal transportasi laut,” ujarnya di Pelabuhan Manado, Rabu (19/12/2018).
Insan menambahkan selama ini Pelni baru memusatkan operasionalnya untuk wilayah Sulawesi Utara di Pelabuhan Bitung, dengan jumlah pelayaran sebanyak 22 call per bulan, yang terdiri dari kapal penumpang dan angkutan barang.
Pelni juga tengah mengkaji sistem pembayaran terintegrasi yang menghubungkan kapal penumpang Pelni dengan kapal perintis dan kapal rakyat, untuk rute pelayaran yang membutuhkan transit. Dengan adanya sistem pembayaran terintegrasi ini, ujarnya, penumpang cukup sekali melakukan pembayaran meskipun berpindah-pindah kapal selama dalam pelayaran ke tempat tujuan.
Insan mencontohkan, penumpang yang hendak berlayar dari Surabaya ke Tahuna memerlukan beberapa kali transit dan melakukan pembayaran di tiap-tiap transit. Pertama, dengan menggunakan kapal penumpang berkepasitas 1.000-3.000 orang menuju Pelabuhan Bitung, lalu lanjut dengan kapal perintis berkapasitas 400-500 orang menuju Pelabuhan Tahuna. Bila ingin berlayar ke pulau lainnya, maka perjalanan dilanjutkan lagi dengan kapal rakyat.
“Sekarangi ni kan terkesan putus antara kapal pelni yang besar, kapal perintis dengan kapal rakyat , sementara rakyat kebutuhannya tidak satu tempat. Kalau bisa sekarang sekali bayar saja. Kalau di angkutan udara bisa, kenapa moda laut tidak?,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku masih melakukan kajian secara internal. Selanjutnya, rencana pengembangan tersebut akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan izin.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Utara Lynda Watania menjelaskan, pihaknya mendukung sepenuhnya rencana ekspansi Pelni menghadirkan kapal penumpang ke Pelabuhan Manado. Dia optimistis hal tersebut akan menarik investasi sekaligus mendorong perekonomian daerah.
Dia menambahkan, kehadiran kapal penumpang Pelni yang berkapasitas besar ke Pelabuhan Manado akan sangat membantu mobilitas warga di kepulauan Sulut menuju Ibu Kota Provinsi. Ongkos transportasi dan waktu tempuh yang harus dikeluarkan oleh masyarakat pun lebih hemat bila dibandingkan dari Pelabuhan Bitung.
“Masyarakat yang ada di kepulauan sangat banyak jumlahnya. Menjelang Natal, warga misalnya dari Kotamobagu dan Bolaang Mongondouw akan bertumpuk ke Pelabuhan Manado dibanding Bitung, untuk mudik ke pulau-pulau,” ujarnya.
Lynda menyebut, Sulut merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari 287 pulau, di mana 59 pulau berpenghuni, 228 pulau belum berpenghuni. Untuk provinsi yang memiliki begitu banyak pulau, dia menilai konektivitas antar pulau tersebut masih sangat terbatas. Untuk itu, pihaknya mendukung penuh upaya Pelni untuk menambah armada baik di Pelabuhan Bitung maupun Pelabuhan Manado.
“Kami membuka ruang bila Pelni ingin didukung dengan surat gubernur. Kami siap mendorong Pelni melakukan percepatan,” ujarnya.