Bisnis.com, MAKASSAR — Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau pemerintah Provinsi Sulsel untuk bisa meningkatkan mitigasi bencananya.
Berkaca pada bencana alam yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, menurut Sutopo pembangunan di Sulsel jauh lebih cepat dan pesat. Tak sedikit pula lahan basah di Sulsel kini menjadi pemukiman dan gedung-gedung tinggi.
Meski secara geografis Sulsel tak memiliki potensi dilanda bencana berupa tsunami atau gempa bumi berksala besar, namum kata Sutopo mitigasi bencana sudah seharunya menjadi pelajaran penting.
"Sulsel juga rawan gempa, tapi tidak sebesar di Palu kemarin. Namun, banjir, longsor, bahkan likuifaksi itu berpotensi terjadi melihat masifnya pembangunan di Sulsel. Apalagi banyaknya rawa-rawa yang ditimbun kemudian didirikan bangunan," jelas Sutopo saat menghadiri acara Perhimpunan Humas Sulsel, di Makassar, Rabu (31/10/2018).
Salah satu upaya yang perlu dilakukan lanjut Sutopo yaitu dengan memerhatikan konstruksi bangunan yang akan didirikan. Selain itu juga perlu adanya pemetaan wilayah yang lebih detail.
Selain itu pemerintah juga diminta tidak mengabaikan keberadaan lahan basah seperti rawa-rawa. Sutopo menerangkan, lahan itu sebaiknya dimanfaatkan sebagai ruang penampungan air dan harus dipertahankan.
"Utamanya di Kota Makassar. Harus segera dibangun namanya mikrozonasi, sehingga kita tahu di mana daerah-daerah yang rawan gempa," terang Sutopo.
Dengan begitu lanjut Sutopo masyarakat bisa meningkatkan kewaspadaannya untuk menghadapi bencana yang siapapun tak bisa menebak kapan datangnya.
"Jadi Sulsel bagaimanapun menjadi center gravity untuk Indonesia timur. Harus memberikan contoh, untuk diajar dari pengalaman, sulawesi tengah. Karena daerah sini (Sulsel) juga rawan. Memang tidak langsung dilalui sesar palu koro, tetapi ada beberapa sesar-sesar potensi lain, yang masih tinggi," papar Sutopo.