Bisnis.com, MAKASSAR - Penetrasi perusahaan pembiayaan atau multifinance di Sulawesi Selatan dinilai masih sangat lemah jika dibandingkan dengan performa pertumbuhan industri jasa keuangan lainnya di provinsi tersebut.
Kepala OJK Regional 6 Sulampua Zulmi mengemukakan penterasi multifinance yang diukur dari kinerja penyaluran pembiayaan di Sulsel hanya mampu bertumbuh 0,54% secara tahunan, dengan patokan per Agustus 2018.
Nominal pembiayaan yang tersalurkan per Agustus 2018 itu mencapai Rp12,23 triliun, bergerak pelan dari posisi Agustus 2017 yang berada pada angka Rp12,16 triliun.
"Mestinya ini menjadi perhatian pelaku industri [multifinance], apalagi Sulsel itu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah timur. Harus jadi peluang sekaligus tantangan kedepannya," ujar Zulmi saat menghadiri Multifinance Day 2018 di Makassar, Jumat (26/10/2018).
Menurut dia, kinerja perusahaan pembiayaan di Sulsel itu bahkan jauh berada di bawah performa multifinance secara nasional yang menyentuh pertumbuhan hingga 6,06% (yoy) per Agustus 2018.
Sejauh ini, terdapat 68 perusahaan pembiayaan yang beroperasi di Sulsel dan memiliki jaringan hingga 240 kantor yang tersebar proporsional pada 24 kabupaten/kota di daerah ini.
Baca Juga
Zulmi berharap agar pelaku industri multifinance sudah saatnya ikut memacu portofolio pembiayaan untuk tujuan produktif mapun segmen lain diluar kendaraan bermotor, sehingga ikut menopang pertumbuhan atraktif di Sulsel.
Secara khusus, dia juga mendorong Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menjadikan pergelaran Multifinance Day di Makassar sebagai momentum mengatrol peneterasi industri di Sulsel.
"Masih banyak ceruk yang bisa dimanfaatkan APPI dengan anggota asosiasi. Pembiayaan multi guna harus lebih agresif dan produktif juga. Tentu saja dibarengi dengan kegiatan sosialisasi dan edukasi berklanjutan bagi nasabah," tutur Zulmi.
Pada sisi lain, lanjut dia, porsi pembiayaan dari industri multifinance terhadap struktur kredit/pembiayaan yang disalurkan industri jasa keuangan (IJK) Sulsel berada pada level 9,09% per Agustus 2018.
Angka tersebut sedikit mengalami penurunan dari periode yang sama tahun lalu, di mana komposisi berada pada level 9,17% terhadap total kredit/pembiayaan IJK Sulsel.
"Saya berharap besar terhadap multifinance untuk ikut aktif mendorong perluasan akses keuangan di Sulsel. Namun juga tetap memegang prinsip transparansi, terkhusus hak dan kewajiban konsumen jika mengakses pembiayaan dari multifinance," ujar Zulmi.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengemukakan momentum Multifinace Day akan dimanfaatkan asosiasi beserta seluruh anggota untuk lebih memperkenalkan perluasan produk pembiayaan yang terkait multi guna dan produktif.
"Kami ingin memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat Makassar maupun Sulsel secara umum, bahwa industri saat ini telah memiliki beragam produk pembiayaan untuk kebutuhan produktif, investasi maupun modal kerja," tutur dia.
Saat ini komposisi pembiayaan hingga sekitar 60% masih terkonsentrasi pada segmen kendaraan bermotor yakni mobil dan motor, sedangkan sisanya berasal dari berbagai portofolio yang bersifat konsumtif termasuk porsi untuk produktif.
"Makanya tujuan Multifinance Day ini, ingin memberikan edukasi kepada khalayak Makassar perihal pembiayaan kendaraan yang selalu di kaitkan dengan konsumtif, padahal saat ini juga sudah fokus ke pembiayaan produktif," papar Suwandi.
Adapun untuk pergelaran Multifinance Day di Makassar, APPI melibatkan sebanyak 34 perusahaan pembiayaan yang tergabung dalam asosiasi yang diklaim mewakili hingga 75% pasar industri multifinance di Tanah Air.
Sebagai informasi, APPI mencatat jumlah perusahaan pembiayaan di Indonesia mencapai sekitar 190 perusahaan dengan pengelolaan pembiayaan mencapai Rp500 triliun yang terserap banyak untuk segmen pembiayaan kendaraan bermotor.
Sementara itu, Asisten I Setda Provinsi Sulsel Salim Abdul Rahman mengatakan agar perusahaan pembiayaan menjangkau lebih banyak masyarakat di Sulsel untuk kemudian diberikan fasilitas akses keuangan sesuai dengan prinsip pembiayaan.
"Kami berharap agar APPI dan perusahaan pembiayaan ini menjadi sahabat masyarakat Sulsel. Tidak hanya berhubungan baik saat hendak penyaluran pembiayaan, tetapi juga menjadi sahabat bagi nasabah yang bisa saja didera kesulitan, dengan menyediakan solusi tepat jika terjadi kondisi gagal bayar misalnya," tutur dia.
Salim mengakui jika daya jangkau IJK secara umum termasuk multifinance di SUlsel masih relatif kecil, karena disebabkan pula pesebaran jaringan industri yang tidak merata, kondisi geografis, ketiadaan agunan, dan literasi keuangan yang masih relatif rendah.