Bisnis.com, MANADO – Masyarakat Sulawesi Utara diimbau untuk waspada terkait adanya peredaran uang palsu. Apalagi, secara musimannya, Ramadan menjadi momentum peningkatan uang beredar.
Soekowardojo, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), mengungkapkan temuan uang palsu periode Januari-Mei 2018 sebanyak 466 lembar. Jumlah ini meningkat 102% dari temuan periode yang sama tahun lalu 231 lembar.
“Kami mengimbau masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah yang diperoleh melalui informasi media elektronik dan cetak, serta sosialisasi yang dilakukan oleh para kasir BI,” ujarnya saat membuka penukaran uang menjelang Idul Fitri hari ini Selasa (22/5/2018).
Ciri-ciri keaslian Rupiah secara umum. Sumber: www.bi.go.id
Adapun, temuan terbanyak atau sekitar 451 lembar berada di Manado. Peningkatan ini karena adanya temuan dari pihak Kepolisian sebanyak 216 lembar uang palsu pecahan 50.000 tahun emisi 2005 pada April 2018.
Pihaknya mengaku akan terus bekerja sama dengan pihak Kepolisian untuk menangani kasus ini. Pasalnya, ada dugaan produksi uang palsu di Manado, bukan hanya kurang pahamnya masyarakat membawa uang dari luar wilayah.
“Dalam jumlah banyak begitu, apakah dibawa dari wilayah lain ataukah dibuat di sini. Kami selalu kerja sama dengan polisi dan saya minta kawan-kawan [BI] untuk mengikuti perkembangannya,” jelasnya.