Bisnis,com, MANADO – Tim Pengendali Inflasi Daerah Gorontalo akan terus memantau harga pangan sebagai persiapan menjelang Ramadan tahun ini.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo Akhmad Kosasih memperkirakan inflasi akan naik pada kuartal II/2018 sesuai target di kisaran 3,2% - 3,6 % (year on year/yoy).
“Peningkatan inflasi terutama akan didorong oleh kelompok volatile food (ikan, ayam, tomat, bawang, sayur, dan daging) dan administered prices (pesawat, bus dan rokok) seiring dengan masuknya bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri,” ujarnya dalam website resmi Humas Pemprov Gorontalo, Selasa (24/4/2018).
Oleh karena itu, menurutnya, pemantauan terhadap kelompok volatile food harus dijalankan secara intensif. Selanjutnya, penguatan koordinasi antarlembaga dan sejumlah upaya pengendalian harga pangan oleh TPID juga perlu dilakukan.
Pasalnya, berdasarkan data historis, terdapat sejumlah komoditas penting mencatatkan rata-rata inflasi yang lebih tinggi di periode Ramadhan dibandingkan dengan periode normal.
Selain bawang merah yang meningkat akibat masalah pasokan, ada kecenderungan peningkatan harga ayam hidup, daging ayam ras, tomat, sayur dan ikan segar.
Plh Sekda Weni Liputo meminta TPID fokus pada penjagaan pasokan pangan agar tetap stabil dan distribusi yang lancar. Keduanya memiliki andil besar terhadap inflasi di daerah. Menurutnya, meskipun pasokan tersedia, harga akan tetap bergejolak jika distribusi tersendat.
“Distribusi bagus tapi tidak tersedia [pasokan] juga pasti [harga] akan bergejolak. Jadi saya berharap ini menjadi fokus kita semua,” ujarnya.
Pihaknya berharap pihak Polda dibantu TNI terus mengawasi 24 jam selama bulan Ramadan. Menurutnya, ada kecendrungan tindakan-tindakan yang mengarah pada kriminal bagi oknum yang sengaja menimbun komoditas.
Dia pun memastikan akan tetap melakukan operasi pasar murah selama Ramadan nanti. Menurut Weni, selain membantu masyarakat miskin, operasi pasar dapat menekan harga pangan agar tetap stabil.