Bisnis.com, MAKASSAR - Indeks Pembangunan Manusia atau IPM di Sulawesi Selatan pada 2017 telah berada pada kategori level tinggi yang mencapai 70,34.
Aangka IPM itu naik 0,83% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya yang masih berada pada angka 69,76, dengan kata lain mengalami peningkatan 0,58 poin dalam kurun waktu setahun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam mengemukakan konsistensi peningkatan kualitas hidup Sulsel mulai terlihat sejak 2012 lalu dengan pertumbuhan secara rerata tahunan mencapai 0,9%.
Dia menguraikan, pada 2012 silam IPM Sulsel berada pada angka 67,26 dan terus menanjak hingga mencapai 70,34 pada 2017.
"Sampai pada 2016 lalu, status pembangunan manusia di Sulsel masih pada level sedang, namun pada 2017 status pembangunan Sulsel sudah masuk pada kelompok level tinggi," katanya, Senin (23/4/2018).
Dia menjelaskan, indeks pembangunan manusia tersebut diukur dari sederet komponen yang juga menorehkan peningkatan konsisten.
Adapun komponen tersebut mencakup Umur Harapan Hidup (UHH) untuk aspek kesehatan, lalu aspek pengetahuan atau pendidikan yang diukur dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta dimensi hidup layak yang didekati dengan pengeluaran per kapita yang disesuaikan dan paritas daya beli.
Secara umum, capaian peningkatan komponen tersebut tercermin dari angka harapan hidup bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 69,84 tahun, meningkat 0,02 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,28 tahun, meningkat 0,12 tahun dibandingkan pada 2016.
Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,95 tahun di 2017, meningkat 0,20 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya untuk pengeluaran per kapita masyarakat telah mencapai Rp10,49 juta pada 2017, meningkat Rp208.000 dibandingkan tahun sebelumnya yang diukur dengan acuan harga konstan 2012.
Sebelumnya, Pemprov Sulsel menyatakan jika penguatan fasilitas dan tenaga kesehatan yang dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir diklaim menjadi pendukung naiknya angka harapan hidup di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rachmat Latief mengemukakan peningkatan kuantitas disertai dengan pengembangan kualitas layanan kesehatan secara konsisten direalisasikan pada periode satu dekade terakhir.
Demikian halnya pada sisi kuantitas fasilitas kesehatan yang ikut bergerak pad periode tersebut, seperti rumah sakit pemda sebanyak 86 unit menjadi 101 unit pada tahun ini.
Kemudian untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama atau Puskesmas pada 2008 sebanyak 395 unit kini menjadi 455 unit tersebar di Sulsel. Kapasitas perawatan juga bergerak signifikan dari 3.992 unit tempat tidur menjadi 14.835 unit pada 2018.
Adapun untuk tenaga medis saat ini telah mencapai 3.257 orang sedangkan, tenaga non medis dari 10.543 orang menjadi 16.429 orang.