Bisnis.com, MANADO – PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo tengah memproses izin penerbit kartu debet.
Welan T. Palilingan, Direktur Operasional PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank Sulutgo) mengatakan jika izin didapatkan dari Bank Indonesia (BI), kartu ATM nasabahnya bisa digunakan untuk transaksi nontunai seperti berbelanja.
“Ke depan, kartu ATM bisa dipakai juga untuk berbelanja. Sekarang perizinannya lagi di Jakarta. Mudah-mudahan dalam dua minggu ini bisa keluar izinnya,” jelasnya di sela-sela peresmian Kas Titipan BI di Melonguane dikutip, Kamis (12/4/2018).
Dengan izin tersebut, dia berharap nasabah semakin aktif menggunakan produk Bank Sulutgo dalam bertransaksi seperti berbelanja, membayar tagihan listrik, serta menyetor pajak bumi dan bangunan (PBB).
Terkait dengan pembayaran PBB, pihaknya mengaku Bank Sulutgo sudah siap implementasi. Apalagi, sebanyak 16 kabupaten/ kota di Sulawesi Utara dan Gorontalo sudah bisa membayar pajak secara online.
Welan mengakui masih belum bisa digunakannnya kartu tabungan untuk debet selama ini karena menyangkut ketertinggalan dari aspek teknologi. Oleh karena itu, pembenahan terus dilakukan dengan ketersediaan dana belanja IT yang minim sekitar Rp15 miliar – Rp30 miliar.
Dengan keterbatasan dana dan kebutuhan investasi yang menyerap cukup banyak modal itu, Bank Sulutgo akan menggunakan skema kerja sama dalam mengembangkan produk dan layanan. Ketertinggalan dari sisi teknologi, menurutnya, tidak bisa dikejar sendirian.
Salah satu langkah yang dilakukan nantinya adalah menyewa mesin electronic data capture (EDC). Menurutnya, skema ini akan serupa dengan sistem ATM Bersama. Artinya, peluang kerja sama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis pun dijajaki.
“Jadi nanti bisa dipakai dari [EDC] BRI, BNI, maupun Mandiri. Tinggal bagi hasilnya dijhitung karena bagi mereka [yang punya] terminal EDC itu, kalau dipakai, ada porsi pendapatan untuk bank pemilik mesinnya,” jelasnya.
Skema kerja sama ini akan menjadi bentuk kebijakan yang akan dilakukan terutama yang berkaitan dengan teknologi. Dengan demikian, sambungnya, efisiensi masih dapat dijalankan.
Apalagi, sambungnya, Bank Sulutgo mencatatkan peningkatan laba sekitar Rp389 miliar pada 2017. Angka ini naik lebih dari 50% dibandingkan laba tahun sebelumnya senilai Rp259 miliar.