Bisnis.com, MAKASSAR - BNI Wilayah Makassar mematok penyaluran kredit ritel untuk sektor properti secara bulanan sebesar Rp120 miliar sejalan dengan tren permintaan hunian yang terus bergairah terkhusus di Sulawesi Selatan.
Pemimpin BNI Wilayah Makassar Edy Awaluddin mengemukakan pasar properti di cakupan operasional yang bergerak pada seluruh segmen bakal dioptimalkan melalui skema kerjasama dengan asosiasi pengembang sebagai mitra dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Tren permintaan hunian yang terus menanjak diikuti oleh ekspansi pengembang yang mulai agresif dalam realisasi pembangunan unit, menjadi landasan bagi perseroan mematok Rp120 miliar per bulan sepanjang tahun ini.
"Seluruh segmen bergeraknya itu paralel, baik di komersil maupun hunian subsidi. Tahun ini kami memang melihat ada peluang sangat besar, terbukti di kuartal pertama yang grafiknya terus menanjak," katanya dalam Gathering Developer BNI di Makassar, Rabu (14/3/2018).
Adapun target penyaluran KPR yang dipatok perseroan pada tahun ini, papar Edy, meningkat cukup tajam dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya berada pada angka Rp90 miliar per bulan.
VP Consumer Banking BNI Wilayah Makassar Hadi Santoso menambahkan, penyaluran KPR itu dialirkan melalui beberapa produk menyesuaikan dengan segmentasi nasabah maupun hunian yang disasar.
Dia menguraikan, untuk segmen rumah menengah atas atau komersil maka skema KPR dilakukan melalui produk BNI Griya sedangkan untuk rumah subsidi yang diperuntukkan bagi segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) disediakan fasilitas FLPP serta SSB.
KPR fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) maupun KPR subsidi selisih bunga (SSB) yang dijalankan oleh perseroan pada tahun ini diproyeksikan bisa memberikan kontribusi minimal 20% terhadap struktur penyaluran KPR BNI Wilayah Makassar secara kumulatif.
"Makanya kami sosialisasikan kepada pengembang di wilayah ini, bahwa BNI tidak hanya menyediakan KPR segmen komersil, tetapi juga FLPP dan SSB. Tentunya diharapkan, jalinan kerjasama dengan asosiasi pengembang bisa memberikan akses lebih luas bagi MBR dalam mendapatkan hunian yang layak," katanya.
Secara persebaran, lanjut Hadi, penyaluran KPR baik komersil maupun subsidi untuk Wilayah Makassar diestimasikan terkonsentrasi di Sulawesi Selatan yang memiliki permintaan hunian yang relatif tinggi sejalan dengan kapasitas sumber daya pengembang dalam penyediaan rumah berbagai segmen.
Sekedar diketahui, BNI Wilayah Makassar memiliki cakupan operasional 4 provinsi yakni Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku.
Dalam kesempatan sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Real Estate Indonesia (REI) Sulsel Muhammad Sadiq mengatakan ketersediaan fasilitas KPR yang dimiliki oleh BNI tersebut dinilai bakal ikut membantu pengembang dalam mengoptimalkan penjualan ke konsumen.
"Persolannya terkadang itu adalah biaya akad ditetapkan perbankan itu relatif tinggi sehingga menjadi pertimbangan oleh konsumen dalam memilih KPR. Saya harap ini juga menjadi perhatian BNI sehingga lebih kompetitif dan disnergikan dengan teman-teman pengembang," ujarnya.
Pada tahun ini, REI Sulsel berencana membangun rumah sebanyak 20.000 unit untuk menekan nagka backlog, yang mana sepanjang kuartal pertama berjalan tahun ini telah direalisasikan sekitar 20%.
Di sisi lain, Sadiq juga berharap agar perbankan terutama BNI bisa pula memberikan fasilitas pinjaman bagi pengembang melalui skim kredit konstruksi agar menopang ekpansi penyediaan unit rumah di Sulsel.