Bisnis.com, MAKASSAR - Rasio eletrifikasi wilayah perdesaan di Sulawesi pada tahun ini ditargetkan telah mencapai 100% terutama pada bagian utara dan selatan.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero) Syamsul Huda mengatakan pembangunan infrastruktur jaringan distribusi tengah dilakukan perseroan secara berkelanjutan di Sulawesi untuk memastikan suplai listrik teraliri ke perdesaan.
"Kondisi saat ini, elektrifikasi untuk perdesaan kita [di Sulawesi] sudah menuju 90%. Tetapi hingga akhir 2018 sudah bisa mencapai 100% terutama di Sulawesi bagian selatan dan utara," katanya di Makassar di sela-sela sertijab GM PLN Sulselrabar, Rabu (28/2/2018).
Proyeksi itu mengacu pada kondisi geografis bagian selatan dan utara yang relatif telah mampu dijangkau infrastruktur jaringan dan relatif lebih ringan dibandingkan dengan bagian lain di Sulawesi.
Salah satu kendala belum optimalnya rasio elektrifikasi perdesaan di Sulawesi karena terbentur perizinan pembangunan jaringan ke perdesaan pelosok karena mesti melalui areal konservasi hutan lindung.
Selain itu, skema pelibatan kerjasama universitas juga dilakukan perseroan untuk menyediakan akses listrik untuk perdesaan yang berada di daerah terpencil atau pelosok, di mana pengembangan teknologi yang menghasilkan listrik murah salah satu instrumennya.
Kemudian ada pula langkah efesiensi sektor energi primer, yakni dengan mengurangi pengoperasian pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar BBM dengan pembangkit berbahan bakar lebih murah seperti batu bara, air, dan geothermal.
Serangkaian langkah itu dimaksudkan untuk memperoleh harga rata-rata Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik yang lebih murah.
Dalam perkembangan lain, pucuk pimpinan PLN Wilayah Sulselbar resmi berganti dari pejabat lama Bob Saril kepada Bambang Yusuf sebagai pejabat baru.
Adapaun untuk Sulselrabar, rasio elektrifikasi perdesaan berada di level 98,38% di mana Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan rasio tertinggi sebesar 93%, lalu Sultra 87,78% serta Sulbar yang masih 78,21%.