Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMACU EKONOMI SULUT, Menanti Pariwisata Menunjukkan Taji

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara melonjak tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Kota Manado, Sulawesi Utara
Kota Manado, Sulawesi Utara

Bisnis.com, MANADO—Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara melonjak tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Sadar akan angin perubahan itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pun bersolek, mempersiapkan sarana dan prasarana menyambut wisatawan asing tersebut. Rute perintis transportasi darat dan rute baru transportasi laut pun dibuka.

Keinginan pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw untuk mendorong kelestarian lingkungan dan meningkatkan industri pariwisata di Sulawesi Utara bukanlah hal yang baru. Acapkali, Olly mengulang pernyataan itu.

Pasalnya, industri pariwisata belum memberikan andil yang maksimum untuk pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan sumber peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulut pada 2017 terutama didorong oleh meningkatnya kinerja sektor utama Sulut yaitu sektor pertanian, industri pengolahan dan konstruksi.

Melesat 309,7%

Padahal, data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara pada 2017 tembus 79.377 orang. Angka ini tumbuh 95,39% dibandingkan 2016 yang hanya mencatatkan wisatawan mancanegara sejumlah 40.624 orang. Bahkan jika dibandingkan 2015, pencapaian pada tahun lalu itu melesat 307,79%.

Kunjungan Wisman ke Sulawesi Utara
TahunOrang
201417.279 
201519.465 
201640.624
201779.377
Sumber: BPS 

Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara tersebut tak lepas dari peran pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang menambah rute baru penerbangan internasional langsung dari Manado ke delapan kota di China yakni Makau, Guangzhou, Changsa, hongkong, Wuhan, Chengdu, Nanchang, dan Hangzhou, yang dilayani oleh maskapai penerbangan Lion Air, Citilink dan Sriwijaya Air.

Alhasil, wisatawan mancanegara ke Bumi Nyiur Melambai didominasi dari Negeri Tirai Bambu. Pada Desember 2017, jumlah wisatawan asal China mencapai 83,94% atau sebanyak 7.208 orang. Lalu, diikuti oleh wisawatan asal Singapura, Malaysia, Amerika Serikat dan Jerman.

Untuk mendukung penambahan rute penerbangan internasional tersebut juga diikuti oleh pengoperasian Bandara Samratulangi, Manado menjadi 1x24 jam untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Upaya tersebut membuahkan hasil. Pada Desember 2017, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu bandara Samratulangi tercatat 8.587 orang atau meningkat 33,48% dibandingkan November 2017. Bahkan, jika ditengok secara tahunan, pencapaian pada Desember 2017 tersebut tumbuh 124,79% dari Desember 2016 yang hanya mencatatkan 3.820 orang.

Kendati demikian, laju pertumbuhan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Sulawesi Utara, tidak sekencang laju pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara. Pasalnya, TPK hotel berbintang di Sulawesi Utara pada Desember 2017 hanya mencatatkan sebanyak 76,26%, sedangkan pada Desember 2016 tercatat sebanyak 63,38%.

Pada 1 Februari 2018, Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara Marthedy M. Tenggehi memaparkan TPK hotel bintang 4 pada Desember 2017 merupakan yang tertinggi dengan tingkat 88,74%, kemudian diikuti oleh TPK hotel bintang 2 sebesar 76,83% dan hotel bintang 5 dengan 76,33%.

Sementara itu, lanjutnya, rata-rata lama menginap tamu (RMLT) asing di hotel berbintang pada Desember 2017 mencapai 3,98 hari. Secara bulanan, angka tersebut turun 0,17 poin, tetapi jika dilihat secara tahunan angka tersebut meningkat 1,64 poin.

General Manajer Hotel Aston Manado Tommy A. Soetrisno menilai melonjaknya wisatawan mancanegara merupakan berkah bagi pelaku usaha perhotelan di Sulawesi Utara, khususnya pada kuartal I/2018.

“Lonjakan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara ini berkah,” katanya saat dihubungi, Bisnis, Selasa (12/2/2018).

Apalagi, lanjutnya, pada awal tahun ini, aktivitas pertemuan, konferensi dan eksibisi (meetings, incentives, conferences and exhibitions/MICE) dari pemerintah dan swasta masih minim. Oleh karena itu, lonjakan wisatawan mancanegara merupakan berkah bagi pelaku industri perhotelan.

Dia menilai dengan semakin banyaknya wisatawan asing khususnya yang berasal dari China maka semakin banyak membutuhkan hotel sebagai tempat menginap. Tahun ini, lanjutnya, Aston menargetkan bisa menyerap turis asal Negeri Tirai Bambu.

Investasi Wisata

Di sisi lain, Pemprov Sulawesi Utara juga telah memperkenalkan sejumlah lokasi investasi di bidang pariwisata bagi para investor. Salah satunya adalah Likupang Tourism District. Pada proyek ini, investor asal China telah menyatakan minatnya.

Pada akhir Januari, Delegasi Pemerintah China yang dipimpin oleh Wakil Duta Besar (Minister Counselor, Deputy Chief of the Embassy) Sun Weide bertemu dengan Olly di Kolongan Minahasa Utara, Minggu (28/1/2018) malam.

Realisasi Penanaman Modal Sulut 2017
Jenis InvestasiJumlah ProyekNilai Investasi
PMA167482,9 (US$ Juta)
PMDN571.488,2 (Rp Miliar)
Sumber: BKPM 2018

Dalam pertemuan tersebut, delegasi China menyampaikan beberapa topik di antaranya proyek pengembangan industri pariwisata Likupang Tourism District. Sun Weide mengungkapkan kedatangan Presiden Joko Widodo pada Mei 2017 menjadi pintu masuk kerja sama sejumlah proyek yang bakal dikerjakan China di tiga provinsi di Indonesia yakni Sulawesi Utara, Kalimantan Utara dan Sumatera Utara.

"Presiden Joko Widodo ke China pada bulan Mei 2017. Khusus di Sulawesi Utara. Ada tiga proyek utama yaitu Pembangunan Lembeh Airport dan Lembeh Bridge, KEK Bitung dan industri pariwisata Likupang Tourism District," katanya.

Olly menjelaskan perkembangan positif termasuk pembangunan infrastruktur pendukung demi lancarnya pembangunan mega proyek tersebut di Sulut. "Saat ini KEK sudah masuk tahap MoU (nota kesepahaman). Adapun untuk kawasan pariwisata Likupang jalan sudah mulus," ujarnya.

Agar proyek Likupang District Tourism yang berlokasi di Kabupaten Minahasa Utara ini semakin menarik, Pemprov Sulut akan membangun jalan baru menuju Likupang sepanjang 28 kilometer yang membuat waktu tempuh tinggal 30 menit dari sebelumnya 90 menit.

Adapun, hingga akhir 2017, Pemprov Sulut telah merehabilitasi jalan dan jembatan sepanjang 998,61 kilometer di 15 kabupaten/kota. Sementara, pembangunan jalan tol Manado-Minahasa Utara-Bitung sepanjang 39 kilometer, hingga akhir 2017 telah mencapai 26,29%.

Pembangunan sejumlah proyek infrastruktur tersebut tentu saja diharapkan bisa menopang Sulut sebagai daerah tujuan investasi khususnya di sektor pariwisata. Tak hanya itu, penambahan akses transportasi juga telah banyak dikembangkan untuk mendorong aktivitas pariwisata.

Salah satunya yakni pengoperasian 9 trayek Bus Damri Perintis untuk melayani aksebilitas dari Manado menuju daerah perbatasan Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan. Selain itu, juga ada trayek Manado menuju Minahasa Utara hingga Bitung.

Untuk membuka seluruh potensi wisata di wilayah kepulauan, Pemprov Sulut juga telah mengoperasikan kapal-kapal perintis untuk melayani daerah pulau perbatasan melalui kapal motor penumpang (KMP) Tude dengan rute Bitung-Lembe, KMP Watunapato dengan rute Likupang-Melonguane-Marampit-Miangas, dan KMP Lokong Banua dengan rute Bitung-Tagulandang-Siau-Pananaru.

Selain itu, juga ada KMP Lohoraung yang melayani rute Likupang-Biaro-Tagulandang-Makalehi-Siau-Buhias, KMP Meliku Nusa dengan rute Tahuna-Kep. Nusa Utara, KMP Berkat Taloda dengan rute Tahuna- Kep. Nusa Utara, KMP Sabuk Nusantara 38 dengan rute Bitung- Kep. Nusa Utara, serta KMP Sabuk Nusantara 51 dengan Bitung- Kep. Nusa Utara.

Dengan beroperasinya kapal-kapal perinstis, Pemprov Sulut juga mengoperasikan 12 pelabuhan laut yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo yaitu pelabuhan Tahuna, Petta, Buhide, Kalama, Lipang, Kahakitang, Kawaluso, Matutuang, Kawio, Sawang, Buhias dan Amurang.

UMKM Memorabilia

Di sisi lain, Pemprov Sulut juga semakin meningkatkan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk menggenjot potensi pariwisata di Bumi Nyiur Melambai. Pada Januari digelar forum group discussion (FGD) terkait arah pengembangan pariwisata Sulawesi Utara.

Dalam FGD tersebut, Perwakilan Pemda Sulut Dino Gobel memaparkan Pemprov Sulawesi Utara menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 200.000 orang pada tahun ini.

Menyokong target ambisius tersebut, sejumlah pihak juga menguatkan sektor UMKM. Terutama yang berkaitan dengan kerajinan memorabilia. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara menggelar pendampingan dan pembinaan kain tenun kofo yang terbuat dari serat abaka.

MHA Ridhwan Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara mengungkapkan Sulut perlu transformasi dari mengandalkan komoditas mentah menuju pemanfaatan peluang pengembangan khususnya di sektor jasa pariwisata.

“Growth potential Sulawesi Utara diperkirakan dapat mencapai 7% jika kita mampu mengoptimalkan potensi pariwisata Sulut sebagai lokomotif dan sumber pertumbuhan baru di daerah,” ujarnya.

Sejumlah strategi sudah digelar, sehingga kita tinggal menunggu sektor pariwisata Sulut menunjukkan taji.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper