Bisnis.com MANADO – Pemerintah Prancis mempererat hubungan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Negeri Mode itu meminati investasi di sejumlah sektor yakni energi, perhubungan, pariwisata dan pendidikan.
Pada Kamis (8/2/2018) malam, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet bertemu dengan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey di Kolongan, Minahasa Utara.
“Di bidang energi, Prancis akan mengolah sampah di Sulut menjadi energi listrik,” tulis humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam laman resminya, Kamis (8/2/2018).
Pembangkit listrik dengan bahan baku sampah biasanya dikenal dengan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Ada dua metode untuk menghasilkan listrik dari sampah, pertama, memanfaatkan gas yang terkandung di dalam sampah untuk menggerakkan turbin. Namun, untuk metode pertama ini, biasanya tidak bisa menyelesaikan persoalan semakin menumpuknya sampah di kota-kota besar.
Kedua, dengan membakar sampah dalam tungku dan memanfaatkan energi panasnya untuk mendidihkan air menjadi uap. Uap tersebut akhirnya disalurkan untuk menggerakkan generator.
Selain itu, di bidang energi, Prancis juga meminati investasi di bidang konektivitas antar wilayah, melalui pembangunan bandara di Pulau Lembeh, Kota Bitung serta pengembangan bandara Sam Ratulangi Kota Manado.
Tak hanya itu, Prancis juga meminati investasi di sektor pariwisata. Rencananya, Prancis akan mendatangkan Grup Tauzia dan Dafam untuk membangun hotel berbintang di Bumi Nyiur Melambai.
Sementara, di bidang pendidikan, Prancis berencana memberikan fasilitas beasiswa untuk mahasiswa asal Sulawesi Utara yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.
Adapun, saat ini Prancis merupakan investor asal Eropa terbesar ketiga di Indonesia setelah Inggris dan Swiss. Realisasi investasi Prancis di Indonesia sepanjang 2014-2016 mencapai US$352 juta dengan jumlah 671 proyek.