Bisnis.com, MAKASSAR - PT Sinar Galesong Mandiri, kelompok bisnis yang berbasis di Makassar, tengah menyelesaikan 2 proyek properti komersial yang selanjutnya sudah bisa memberikan kontribusi terhadap struktur pendapatan perusahaan secara konsolidasian.
Direktur Utama Sinar Galesong Mandiri (Galesong Group) Effendy Purnama mengemukakan kedua proyek properti komersial tersebut berada pada titik strategis di Makassar yang bakal dimanfaatkan oleh korporasi pengelola jaringan ritel modern sebagai mitra bisnis perusahaan.
Adapun lokasi properti komersil milik Galesong Group itu berada di Bilangan Aroepala serta Bilangan AP Pettarani yang merupakan kawasan pusat perniagaan maupun bisnis di Kota Makassar.
"Untuk tahun ini, fokus kami menyelesaikan dan merampungkan kedua properti tersebut. Hampir tidak ada ekspansi baru untuk 2018, karena untuk lini properti kami yang lain masih berjalan sesuai dengan perencanaan," katanya saat menerima kunjungan Bisnis Indonesia Perwakilan Makassar, Senin (22/1/2018).
Dia menjelaskan, untuk lini properti lainnya yakni residensial menggunakan skema kerjasama strategis dengan pengembang multinasional, Ciputra Group, melalui sejumlah proyek residensial meliputi landed house yang terbagi dalam beberapa klaster, hunian vertikal serta perhotelan.
Kemudian untuk lini otomotif yang merupakan bisnis utama dari Galesong Group, Effendy menguraikan juga masih berjalan sesuai dengan perencanaan perusahaan meski diakui terjadi kecenderungan perlambatan pasar otomotif di Sulawesi.
Sebagai informasi, Galesong Group merupakan diler utama kendaraan roda dua serta roda empat dengan merk Suzuki untuk wilayah Sulawesi.
Di sisi lain, Effendy juga menguraikan lini bisnis terbaru perusahaan yang ikut mengembangkan sektor perikanan terutama pada komditas udang jenis Vaname pada salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan melalui skema budidaya.
Budidaya udang yang direalisasikan perusahaan sejak pertengahan 2017 lalu itu memiliki area 14 hektare yang selanjutnya terbagi pada 79 kolam tambak.
Dia menguraikan, sebagian besar dari hasil budidaya tersebut didistribusikan untuk memenuhi permintaan domestik terkhusus dari Pulau Jawa dengan komposisi sebesar 80% serta selebihnya untuk ikut menyuplai kebutuhan lokal Sulawesi Selatan.
"Sebagian besar hasil produksi udang kami itu dijual pasar domestik, tetapi sebenarnya itu untuk kebutuhan ekspor karena penyerapannya oleh eksportir. Kami belum berorientasi pada ekspor secara langsung karena volumenya masih belum terlalu besar," katanya.
Kendati tidak menyebutkan secara detail volume produksi dari lini tersebut, Effendy menyebutkan rerata produksi optimal udang pada 1 kolam sebanyak 21 ton udang Vaname dengan luasan 3.500 meter2.