Bisnis.com, MAKASSAR—Neraca perdagangan internasional Sulawesi Selatan pada tahun lalu membentuk defisit sebesar US$22,42 juta lantaran laju impor berbanding terbalik dengan kinerja ekspor daerah tersebut.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan neraca perdagangan Sulsel pada 2016 lalu yang mencatatkan kinerja surplus mencapai US$310,89 juta.
Merujuk pada data BPS Sulsel, Senin (15/1/2018), pembentukan defisit terpicu oleh realisasi importasi daerah tersebut yang mencapai 23,64% secara tahunan sedangkan ekspor justru melemah 11,59%.
Sebagai informasi, realisasi impor Sulsel secara kumulatif 2017 mencapai US$1,04 miliar yang dipengaruhi oleh importasi bahan bakar mineral sebesar US$228,71 juta yang melonjak dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dari sisi negara asal impor, Tiongkok menempati posisi tertinggi dengan nilai mencapai US$269,41 juta diikuti Singapura sebesar US$219,91 juta sedangkan sisanya terbagi pada sejumlah negara asal importasi.