Bisnis.com, BENGKULU—Dalam tiga bulan ke depan, holding pertambangan Kementerian BUMN, tengah fokus merancang strategi selama lima tahun.
Presiden Direktur PT Indonesia Asahan Alumunium Tbk. (Inalum) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan strategi yang disusun dalam lima tahun ke depan ada tiga yakni menguasai cadangan mineral di Indonesia, lalu berencana melakukan hilirisasi, dan menjadi perusahaan salah satu perusahaan terbesar di dunia.
"Untuk menguasai cadangan mineral maka harus eksplorasi dan akuisisi. Kalau mau eksplorasi dan akuisisi butuh financial yang kuat, itu sebabnya holding dibuat," ungkap Budi, Rabu (22/11/2017).
Budi menuturkan, untuk mengakuisisi perusahaan tambang, dibutuhkan momentum yang tepat dan cepat. Perusahaan pertambangan yang ada di holding pertambangan, kata Budi, memiliki komoditas yang berbeda-beda, sehingga untuk menjaga sinergi semakin bagus makan masing-masing perusahaan akan memegang pekerjaan fungsional dan juga akan ada integrasi dari sisi marketing.
Untuk komitmen hilirisasi, dia mengungkapkan, Inalum telah bekerja sama dengan Antam untuk membuat alumina, lalu Antam juga telah melakukan pembuatan feronikel, pembuatan tinchemical dan tinsolder serta hilirisasi emas lainnya.
Budi optimis, Inalum akan menjadi perusahaan pertambangan terbesar dan untuk menjadi perusahaan tambang terbesar di dunia maka Inalum harus memiliki aset sekitar Rp200 triliun-Rp250 triliun atau US$21 miliar.
Aksi akuisisi oleh perusahaan tambang yang di bawah oleh Inalum pun siap dilakukan dalam waktu dekat, Budi membeberkan bahwa PT Timah Tbk. berencana melakukan akuisisi dan eksplorasi.