Bisnis.com, MAKASSAR - PT Pelindo IV segera menerapkan window system pada layanan peti kemas guna menciptakan efektivitas bongkar muat pada di pelabuhan kelolaan perseroan.
Adapun window system yang telah memasuki tahapan finalisasi tersebut akan diterapkan di Terminal Peti Kemas Makassar (TPM) untuk untuk memberikan kepastian waktu pelayanan sandar kapal dan bongkar muat bagi pengguna jasa.
General Manager TPM Pelindo IV Josef Benny Rohy mengatakan saat ini perseroan mengintensifkan komunikasi dan sosialisasi dengan seluruh perusahaan pelayaran yang merupakan pengguna layanan.
"Melaui sistem ini, kapal yang akan sandar dan menggunakan fasilitas TPM bisa lebih terjadwal dan terencana. November nanti sudah bisa diterapkan secara penuh," katanya, Selasa (17/10/2017).
Josef menjelaskan, sistem itu menyediakan informasi komprehensif bagi mitra pelayaran sehingga kegiatan pelayanan lebih efesien serta kepastian jadwal sandar maupun estimasi durasi bongkar muat.
Menurutnya, uji coba sistem tersebut telah dilakukan sejak awal semester kedua 2017 namun masih terbatas pada 3 mitra pelayaran yang rutin menggunakan fasilitas TPM.
Secara keseluruhan, TPM mencatat 7 perusahaan pelayaran skala nasional dan regional yang menjadi pengguna jasa eksisting perseroan untuk aktivitas bongkar muat petikemas.
"Kami juga berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk optimalisasi sistem ini, di samping tentunya memastikan kesiapan mitra pelayaran kami," urai Josef.
Di sisi lain, implementasi window system ini merupakan instrumen perseroan untuk mengoptimalkan peralatan dalam kerangka memacu produktivitas bongkar muat.
Adapun kapasitas bongkar muat, TPM memiliki panjang dermaga 1.360 meter yang dilengkapi dengan 7 unit container crane (CC), serta 20 unit Rubber Tyred Gantry.
Dengan kepemilikan alat itu, TPM memiliki daya optimal perihal produksi bongkar muat mencapai hingga 700.000 TEU's secara tahunan.
Corporate Secretary Pelindo IV Iwan Sjarifuddin mengemukakan penerapan window system ini disesuaikan dengan kecenderungan pelaku pelayaran dalam penggunaan kapal angkut kontainer.
"Operator pelayaran sudah lebih cenderung menggunakan kapal dengan ukuran dan kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya. Tentu mereka membutuhkan kepastian pelayanan, jadwal sandar dan kepastian durasi," katanya.
Mengacu pada kondisi tersebut, lanjut dia, impelemntasi window system akan lebih memudahkan operator pelayaran dalam menjadwalkan operasional terlebih karena menggunakan kapal berkapasitas besar.
Adapun penggunaan kapal itu berorientasi untuk memangkas ongkos logistik pengiriman kargo kontainer, yang mana volume armada kapal bisa lebih efisien.
"Kami menyesuaikan dengan kecendrungan pengguna jasa, orientasi nya tentu untuk cost logistik menjadi lebih efesien," katanya.