Bisnis.com, MAKASSAR - Kelompok usaha yang berbasis di Makassar, Kalla Group tengah menuju sebagai produsen listrik di wilayah timur dengan kapasitas mencapai 600 MW.
Pemanfaatan sumber daya terbarukan menjadi orientasi korporasi dalam mengembangkan portofolio energi yang saat ini menjadi fokus Kalla Group guna menjadi produsen listrik berkelanjutan.
Direktur Pengembangan Kalla Group Solihin Jusuf Kalla mengemukakan lini bisnis energi saat ini menjadi prioritas korporasi seiring dengan tren penggunaan listrik di wilayah timur terkhusus di Regional Sulawesi.
Adapun pada lini energi, korporasi milik keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla ini memiliki entitas anak usaha PT Poso Energy yang membangun fasilitas pembangkit di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Pembangunan fasilitas PLTA di daerah tersebut memanfaatkan sumber daya Danau Poso yang memiliki debit air yang tinggi dengan potensi energi sebesar 600 mega watt (MW).
Sejauh ini, Kalla Group melalui PT Poso Energy telah memiliki fasilitas pembangkit eksisting dengan kapasitas 3x65 MW melaui PLTA Poso II.
"Pengembangan selanjutnya adalah PLTA Poso I dengan kapasitas 90 MW. Saat ini dalam tahapan konstruksi, tahun depan sudah bisa menyuplai kelistrikan Sulawesi," katanya saat menerima kunjungan Bisnis Indonesia di Makassar, Jumat (13/10/2017).
Menurut dia, pengembangan fasilitas pembangkit berbasis energi terbarukan itu dilakukan sejalan dengan tren konsumsi listrik di Sulawesi, terkhusus bagian tengah, barat dan selatan.
Atas dasar tersebut, ekspansi PLTA Poso dilakukan secara bertahap meskipun memiliki potensi energi yang diproyeksikan pada level 600 MW.
Solihin menguraikan, PLTA Poso II telah rintis sejak 2002, kemudian mulai menyuplai kebutuhan listrik pada 2012 serta terintegrasi secara penuh dengan sistem kelistrikan PT PLN Wilayah Sulselbartra pada 2016.
Kemudian untuk pengembangan PLTA Poso I berkapasitas total 90 MW telah dilakukan sejak 2015 silam dan ditargetkan rampung dan menyuplai kelistrikan Sulawesi pada tahun depan.
Sebagai informasi, produksi daya di PLTA Poso II disalurkan melalui jaringan transmisi yang dibangun PLN yang sebagian besar untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
Adapun jaringan milik PLN itu transmisi 150 kilovolt (kV) Papostas yakni Pamona-Poso-Tambarana-Sidera, serta jaringan 70 kV Palapas (Palu-Donggala-Parigi-Sigi).
"Harga jual kami ke PLN juga relatif rendah karena fasilitas ini merupakan dukungan kami untuk pemenuhan listrik di Sulawesi secara umum," papar Solihin.
Menurutnya, harga jual listrik dari fasilitas pembangkit milik Kalla Group itu US$6 sen per kilo watt hour (kWh).
Sekedar diketahui, daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Poso II dibatasi oleh Excecutive Commited Energy (ECE) sesuai yang tercantum dalam PPA (Power Purchase Agreement) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 845.2 Gwh (Giga watt hour).
Deputy President Director Kalla Group Disa R. Novianty menambahkan, korporasi juga tengah mengembangkan pemanfaatan sumber energi tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di wilayah operasional.
Sesuai dengan perencanaan, langkah tersebut ditargetkan mampu mencakup 1.000 rumah yang berada pada daerah yang belum tersentuh atau mendapatkan pasokan listrik.