Bisnis.com, MAKASSAR - Tren penggunaan gypsum pada proyek properti di Sulawesi Selatan yang terus mencatatkan laju positif menjadi acuan SGCPI dalam memacu penetrasi produk di daerah tersebut.
Pertumbuhan penyerapan gypsum itu sejalan dengan pembangunan proyek properti komersial yang membutuhkan material berkualitas dalam realisasinya.
Managing Director Saint Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI) Hantarman Budiono mengatakan penetrasi produk gypsum dengan brand Gyproc yang diproduksi perusahaan dilakukan pula dengan menyasar segmen ritel, di samping pasar properti komersial yang menjadi penyerap terbesar.
"Properti di Sulsel cukup agresif, penggunaan gypsum juga sudah membentuk sasaran pasar. Sehingga penetrasi produk mulai kami gencarkan di daerah ini," katanya di sela-sela Gyproc Vaganza 2017 di Makassar, Kamis (12/10/2017).
Langkah awal penetrasi itu dilakukan perseroan melalui pameran bertajuk Gyproc Vaganza untuk memperkenalkan secara detil kualitas produk kepada konsumen di Makassar.
Menurut dia, tren positif penggunaan gypsum pada sejumlah proyek properti di Makassar menjadi landasan SGCPI untuk lebih memperdalam penetrasi di Sulawesi Selatan secara umum.
Pada tahun ini, lanjut Hantarman, penetrasi produk Gyproc seluruh varian alam difokuskan pada Kawasan Mamminasata yang menjadi poros utama properti di Sulsel.
"Potensi di Mamminasata juga sangat besar. Makassar, Maros dan Gowa dalam Kawasan Mamminasata, merupakan kabupaten/kota dengan pertumbuhan properti relatif agresif di Sulsel," paparnya.
Secara nasional, ujar dia, konsumsi gypsum di sektor properti dalam negeri masih sangat rendah dan bahkan bila dibandingkan negara tetangga saja, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal konsumsi gypsum.
Kondisi ini menurut dia karena banyak masyarakat Indonesia belum mengetahui keunggulan produk gypsum dan kegunaannya selama ini diketahui hanya untuk plafond, padahal gypsum juga dapat diaplikasikan untuk dinding (drywall).
Adapun keunggulan gypsum untuk dinding diantaranya dapat menghemat waktu konstruksi atau pengerjaan dinding menjadi lebih cepat 25%-30% dibandingkan pengerjaan dengan penggunaan bata merah atau bata ringan.
Selain itu, papar Hantarman, gypsum merk Gyproc yang diproduksi SGCPI, memiliki berbagai jenis dan tipe sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dalam membangun propertinya.
“Misal untuk membangun ruangan XRay di rumah sakit yang mengharuskan dilapisi sekian kali, bisa menggunakan Gyproc XRoc, lalu untuk ruangan tahan api dapat menggunakan Gyproc Fireline, dan untuk ruangan hemat AC dapat menggunakan produk Gyproc Thermaline,” katanya.
Adapun saat ini konsumsi gypsum Gyproc di Indonesia masih didominasi penggunaan untuk plafond mencapai 95%, untuk partisi mencapai 5% dan penggunaan untuk dinding atau drywall tidak sampai 1%.
Sementara itu, Direktur PT Sukses Jaya Profindo, Distributor Gyproc untuk wilayah Sulawesi Selatan, Daniel Yusuf Wijaya mengatakan beberapa proyek properti komersial di Makassar telah menggunakan gypsum merek Gyproc.
Dia menyebutkan, seperti Hotel the Rinra, Phinisi Point Mall, Mal Panakukang untuk ekstensi barunya, lalu Karebosi link, dan juga di beberapa perumahan premium di Makassar. "Makassar sebagai target pasar karena pintu gerbang di KTI," ujarnya.