Bisnis.com, MAKASSAR – Gelombang aksi tolak transportasi berbasis daring terjadi secara simultan pada beberapa titik di Kota Makassar disertai dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh peserta yang sebagian besar merupakan pengemudi angkot serta becak motor.
Pantauan Bisnis, Kamis (28/9/2017), aksi tersebut dilakukan secara serentak pada beberapa ruas utama di Makassar dengan titik konsentrasi massa terbesar di Fly Over Makassar memenuhi ruas Urip Sumiharjo sebagai pusat konsolidasi aksi.
Pada awalnya, aksi terebut hanya berorientasi pada penyampaian tuntutan pembatasan armada transaksi daring, tetapi kemudian menjadi aksi sweeping cenderung penganiayaan terhadap mitra penyedia aplikasi transportasi daring.
Kondisi tersebut akhirnya memicu gesekan lantaran para mitra aplikasi transportasi online menggalang pula kekuatan untuk mengantisipasi meluasnya aksi kekerasan yang dilakukan para peserta kasi tolak transportasi online.
Salah satunya pada ruas Metro Tanjung Bunga, di mana ratusan pengemudi becak motor atau bentor ala Makassar bergerak menuju Kantor Perwakilan Grab Makassar. Di saat yang sama, ratusan pengemudi atau driver GrabBike dan GrabCar telah bersiap menghadapi aksi peserta tolak transportasi online.
Sempat terjadi ketegangan ketika kedua belah pihak telah berhadap-hadapan, beruntung eskalasi konflik bisa ditekan oleh aparat kepolisian. Personel dari Satuan Brimob Polda Sulsel dengan kekuatan 1 SSK dilengkapi dengan perlengkapan anti huru hara juga melakukan penjagaan di titik tersebut.
Sekadar diketahui, tuntutan utama dari aksi tersebut meminta otoritas perhubungan setempat untuk menerapkan kebijakan pembatasan armada transportasi online.