Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Pabrik 'Carbon Steel' Morowali Mulai 2018

Pembangunan pabrik carbon steel di Kawasan Industri Morowali akan dimulai pada tahun depan. Nantinya, pabrik ini bakal memproduksi baja karbon dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun.

Bisnis.com, MOROWALI—Pembangunan pabrik carbon steel di Kawasan Industri Morowali akan dimulai pada tahun depan. Nantinya, pabrik ini bakal memproduksi baja karbon dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun.

Hamid Mina, Managing Director PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengatakan saat ini izin pembangunan pabrik tersebut masih diproses di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Lama pembangunan sekitar 1,5 tahun hingga 2 tahun, kemungkinan bisa dimulai awal tahun depan setelah izin keluar," ujarnya Senin (18/9/2017).

Pabrik baja karbon ini menelan investasi senilai US$960 juta dan akan dibangun oleh PT Dexin Steel Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan antara Delong Holding Limited bersama Shanghai Decent dan IMIP.

Dengan kapasitas produksi baja karbon sebesar 3,5 juta ton per tahun, Hamid menyatakan pabrik ini akan mengurangi impor baja untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan baja nasional tahun lalu mencapai 12,94 juta ton per tahun, sedangkan produsen dalam negeri hanya mampu memenuhi sebesar 6,8 juta ton.

Produk baja karbon tersebut nantinya mirip dengan produk yang dihasilkan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Untuk jenis produk baja, pihaknya bersama investor lain masih menunggu kajian terkait produk yang paling dibutuhkan oleh pasar.

Untuk mendukung pabrik carbon steel, ke depan bakal dibangun PLTU berkapasitas 2x350 MW dengan nilai investasi US$650 juta. Saat ini, terdapat pembangkit listrik berkapasitas 1.130 MW di kawasan industri yang mulai dibangun pada 2013 tersebut dengan rincian power plant 2x65 MW, 2x150 MW, 2x350 MW.

Pada 2017, salah satu perusahaan yang berada di Kawasan Industri Morowali PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS) baru saja memulai produksi stainless steel hot rolled coil berkapasitas 3,5 juta ton per tahun. Saat ini, kapasitas produksi belum maksimal karena produksi stainless steel sebagai salah satu bahan baku di kawasan tersebut baru mencapai 1 juta ton per tahun.

"Bulan depan kapasitas stainless steel akan naik menjadi 2 juta ton dan 3 juta ton pada 2019. Ini bakal menjadi proses produksi yg paling panjang di Indonesia," ujar Hamid.

Kawasan Industri Morowali merupakan kawasan industri berbasis nikel dan baja tahan karat. Kawasan ini secara keseluruhan bakal memproduksi 1,5 juta ton nickel pig iron (NPI) dengan kandungan nikel 10%, 3 juta ton stainless steel slab, 500.000 ton stainless steel CRC, dan 3,5 juta ton stainless steel HRC untuk memenuhi pasar ekspor, serta 3,5 juta ton baja karbon untuk pasar domestik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper