Bisnis.com, MANADO - Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara akan mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk dapat segera dilakukan pembangunan tiga bandara baru demi meningkatkan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat.
Tiga bandara baru yang segera diusulkan ke Pemerintah Pusat itu yakni Bandara Marore, Bandara Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Bandara Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw mengatakan bahwa Gubernur Provinsi Sulut, Olly Dondokambey telah mengeluarkan rekomendasi ketiganya untuk dapat segera diusulkan ke Pemerintah Pusat.
"Sudah diusulkan dan rekomendasinya juga sudah dikeluarkan semua. Namun yang belum terlalu prioritas, Bandar Udara Marore, yang prioritas usulan Bandara di Bolaang Mongondow Raya, yakni Bolsel dan Bolmong," ujarnya disela menghadiri HUT Kabupaten Bolsel, akhir pekan lalu.
Wagub Kandau menilai bahwa berdasarkan skala prioritas dengan penghitungan jarak tempuh menuju pusat Pemerintah Provinsi, bandara yang dianggap lebih layak adalah Bandara di Kabupaten Bolsel.
“Saya berangkat dari Manado menuju Bolsel, sengaja perintahkan sama sopir kilometernya dikasih nol, agar bisa diketahui berapa jauh jarak tempuh yang harus kita lalui," ujarnya.
Ternyata, kata dia, perjalanan tersebut memakan jarak 250 kilometer dengan waktu tempuh selama lebih dari empat jam.
Namun demikian, kata dia, tetap tidak menutup kemungkinan lainnya bahwa Kabupaten Bolmong juga bisa memperolehnya. Pasalnya, selain sudah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur, Pemerintah Kabupaten Bolmong juga sudah menetapkannya dalam APBD untuk pembebasan lahannya.
Sedangkan untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), belum ada rencana pembebasan lahan untuk pembuatan bandara tersebut.
"Silakan Pak Bupati, percepat apa yang menjadi usulan tersebut. Lahannya harus jelas dan tidak ada masalah lagi di wilayah, karena itu adalah salah satu ketentuannya," tegasnya.
Menurutnya, selain melihat pertimbangan tersebut di atas, hal yang menjadi alasan Pemerintah Provinsi Sulut akan pentingnya keberadaan bandara di wilayah Bolaang Mongondow Raya adalah untuk menunjang fasilitas kesehatan di daerah tersebut.
Dia mengakui bahwa saat ini ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di sana dinilai masih belum optimal, salah satunya adalah belum adanya rumah sakit yang dapat dijadikan rujukan.
Sehingga, apabila terdapat warga yang menderita sakit dan perlu dirujuk ke rumah sakit di Kota Manado, harus menempuh jalur darat menggunakan ambulance yang memakan waktu cukup lama hingga sekitar lima jam perjalanan.
Akibatnya, setiap tahunnya, kata dia, jumlah orang yang meninggal di ambulance (perjalanan) saat dirujuk ke rumah sakit ke Kota Manado mengalami peningkatan. Lantaran, pasien dalam kondisi gawat itu, belum sampai rumah sakit rujukan di Manado, sudah meningggal dunia terlebih dahulu.
"Solusi pembangunan Sulut, BMR (Bolaang Mongondow Raya) memang harus punya rumah sakit rujukan yang menjadi acuan dari lima kabupaten/kota di wilayah ini. Akan tetapi jadi lebih optimal lagi jika punya bandara sehingga rumah sakit rujukan dan bandara itu bisa menunjang kebutuhan masyarakat,” ujarnya.