Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Standarisasi Nasional memetakan pelaku industri kecil dan mikro atau IKM di Sulawesi Selatan untuk dijadikan sebagai binaan berorientasi pada penerapan lisensi standardisasi.
Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Humas BSN Budi Rahardjo mengatakan langkah tersebut merupakan implementasi dari jalinan kerjasama dengan pemerintah provinsi Sulsel dalam mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas pelaku UKM agar memiliki kualifikasi standar nasional Indonesia.
Adapun pada tahun ini, lanjutnya, BSN menargetkan mampu menjaring sekitar 112 pelaku IKM berbagai segmen untuk masuk dalam binaan badan serta mendapatkan pendampingan untuk mendapatkan SNI.
"Apalagi Sulsel memiliki potensi yang cukup kuat, cuma memang kerap terbentur literasi pelaku IKM masih cukup rendah terkait standarisasi serta permasalahan finansial untuk merealisasikan standarisasi," katanya di Makassar, Rabu (12/4/2017).
Sebagai langkah awal, BSN menjadwalkan penyelenggaraan Indonesia Quality Expo (IQE) 2017 di Makassar untuk memacu pelaku usaha dalam penerapan standarisasi, yang mana pada tahun-tahun sebelumnya selalu dipusatkan di Jakarta.
Selain itu, terdapat pula langkah pembukaan Kantor Layanan Teknis BSN di Makassar yang diproyeksikan mampu memudahkan masyarakat maupun pelaku usaha di daerah ini dalam mendapatkan informasi hingga penilaian kesesuaian dalam rangka penerapan SNI.
Menurut Budi, pertumbuhan pelaku IKM atau lazim disebut UMKM di Sulsel yang bergerak pada berbagai sektor usaha menjadi ceruk potensial dalam mengembangkan standarisasi untuk seluruh produk sehingga lebih memudahkan dalam hal pemasaran sekaligus memperkuat daya saing di tingkat nasional maupun global.
Sejauh ini, pelaku usaha berskala UMKM di Sulsel yang telah mengantongi SNI masih sangat minim, yang mana hanya satu yakni CV ATS Makassar yang memiliki produk utama garam beryodium.
Sekedar diketahui, CV ATS merupakan perusahaan yang memproduksi garam kasar beryodium serta memasarkan garam bahan baku kasar merk GG dan halus non yodium untuk kebutuhan pabrikan lain.
Budi menjelaskan, lisensi SNI yang dikantongi CV ATS diharapkan bisa menggairahkan pelaku industri lain di Makassar maupun Sulawesi Selatan secara luas untuk ikut menerapkan SNI dalam kegiatan operasional dan produksi.
Di sisi lain, lanjut dia, dukungan pemerintah daerah di Sulsel dinilai pula cukup membantu BSN dalam mendorong maupun meningkatkan literasi penerapan standar nasional Indonesia terhadap pelaku UMKM.
Sementara itu untuk skala nasional, BSN menargetkan 90 UMKM bisa mengantongi lisensi SNI hingga akhir tahun ini. “BSN tengah mendorong UKM agar lebih inovatif dan mengedepankan produksi barang yang berkualitas dan aman,” kata Budi.
Menurutnya, penerapan SNI bisa memberi rasa yakin kepada konsumen dan rasa aman bagi produk untuk menembus pasar. "Kami harap, ada pertumbuhan baik di wilayah timur terkhusus Sulsel pada tahun ini terkait pelaku IKM yang ber-SNI," katanya.