Bisnis.com, MAKASSAR--Pelaku industri perbankan syariah di Sulawesi Selatan optimistis kinerja pada tahun ini berpeluang tumbuh lebih tinggi dengan mengandalkan bisnis pada sektor produktif.
Pemimpin BNI Syariah Cabang Makassar Ahmad Zulfa Adi mengemukakan penyaluran pembiayaan perseroan untuk sektor produktif bakal lebih digenjot sebagai upaya menyeimbangkan porsi pembiayaan yag lebih cenderung ke segmen konsumtif.
Pada tahun ini, BNIS Makassar mematok pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 22% dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mampu bergerak 11,57%.
"Tahun ini kami fokus pembiayaan produktif, apalagi secara keseluruhan performa pembiayaan cukup signfikan terhadap kinerja profit. Tahun ini sangat memungkinkan tumbuh lebih tinggi, edukasi ke masyarakat untuk pemanfaatan produk syariah juga digiatkan," paparnya kepada Bisnis, Rabu (15/2/2017).
Merujuk pada kinerja tahun lalu, lanjut dia, BNIS Makassar mampu mencatatkan pertumbuhan profit sebesar 32,84% yang seiring dengan penyaluran pembiayaan yang tumbuh dua digit atau jauh berada di atas rata-rata perbankan syariah Sulsel 3,46%.
Adapun untuk pembiayaan produktif sepanjang tahun lalu diklaim menorehkan pertumbuhan hingga 15,81% yang mana kinerja tersebut berbanding terbalik dengan kinerja pembiayaan produktif industri perbankan syariah Sulsel sepanjang 2016 yang terkonstraksi 4,9%.
Performa tersebut juga dengan kinerja aset per 2016 yang tumbuh 29.25% menjadi Rp617,18 miliar dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi Rp477,52 miliar.
Sementara itu, penghimpunan dana juga diproyeksikan bisa tumbuh 20% pada tahun ini yang mana komposisi untuk dana murah atau CASA ditargetkan berada pada posisi 80%.
"Untuk segmen ini, strategi kami cenderung sama dengan tahun lalu dengan menyasar sektor ritel, komunitas maupun instansi sehingga lebih memperluas jangkauan produk penghimpunan dana BNIS," papar Zulva.
Kepala Kantor OJK Regional VI Sulampua, Bambang Kiswono mengatakan perkembangan perbankan syariah di Sulawesi Selatan dalam beberapa tahun terakhir masih dalam skala terbatas serta kecenderungan alokasi pembiayaan yang dominan ke sektor konsumtif.
"Masih sangat berpeluang tumbuh lebih tinggi lagi, terlebih literasi dan inklusi keuangan di Sulsel terus mencatatkan peningkatan. Sisa bagaimana edukasi untuk masyarakat produk-produk perbankan syariah," katanya.
Sebagai gambaran, pembiayaan perbankan syariah Sulsel pada tahun lalu mencapai Rp5,58 triliun hanya tumbuh 2,94% dibandingkan dengan tahun lalu. Pembiayaan konsumtif mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sebesar 5,17%, kemudian modal kerja 4,48% sedangkan pembiayaan investasi justru mengalami konstraksi 4,9%.
Perbankan Syariah Sulsel Perbesar Pembiayaan Produktif
Bisnis.com, MAKASSAR--Pelaku industri perbankan syariah di Sulawesi Selatan optimistis kinerja pada tahun ini berpeluang tumbuh lebih tinggi dengan mengandalkan bisnis pada sektor produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : News Editor
Topik
Konten Premium