Bisnis.com, MAKASSAR - Pemprov Sulawesi Selatan menyambut baik rencana pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk merevitalisasi pabrik gula yang masuk dalam klasifikasi tidak produktif.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel Hadi Basalamah mengatakan, langkah tersebut bakal memberikan efek yang positif dalam optimalisasi potensi komoditas gula konsumsi di daerah ini.
Menurutnya, revitalisasi menyeluruh sudah seharusnya dilakukan lantaran mesin dan kapasitas terpasang produksi pabrik gula (PG) di Sulsel yang dikelola PTPN XIV jauh berada di bawah kebutuhan konsumsi.
"Sebagai gambaran, konsumsi gula di Sulsel itu mencapai 120.000 ton per tahun. Sedangkan total produksi PG di Sulsel hanya berkisar 30.000 hingga 35.000 ton per tahun," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/1/2017).
Kondisi tersebut membuat Sulsel masih mengandalkan pasokan gula dari luar Pulau Jawa, lebih khusus untuk gula kristal putih (GKP) konsumsi rumah tangga.
Padahal, potensi perkebunan tebu, yang menjadi bahan baku GKP, yang dikelola petani dinilai cukup mampu memasok kebutuhan PG.
Dengan demikian, revitalisasi yang dirancang pemerintah pusat tidak hanya terbatas pada modernisasi alat produksi namun juga pada optimalisasi penyerapan tebu perkebunan plasma.
Di sisi lain, revitalisasi tersebut juga diharapkan menjadi momentum penguatan koordinasi pemerintah daerah dan BUMN perkebunan, PTPN XIV, untuk memacu produksi gula lokal.
Sekedar diketahui, terdapat tiga pabrik gula yang dikelola PTPN XIV di Sulsel yakni PG Bone, PG Camming dan PG Takalar.
"Hal ini sebenarnya sudah lama kami tunggu, revitalisasi yang tujuannya optimalisasi produksi," kata Hadi.