Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut ada potensi terjadi cuaca ekstrem berupa hujan berintensitas lebat hingga sangat lebat, serta angin kencang di beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai 7 - 10 Februari 2025.
Kondisi ini juga diperkirakan akan memicu terjadinya gelombang tinggi di sekitar perairan Sulsel.
Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet mengungkapkan hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Makassar, Parepare, Barru, Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Maros, Gowa, Takalar, serta sebagian Pinrang, Soppeng, Jeneponto, dan Kepulauan Selayar.
Sementara potensi angin kencang diprakirakan terjadi di wilayah Sulsel bagian barat dan bagian selatan.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, kondisi tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain la nina lemah dan aktifitas monsun Asia yang diperkuat oleh seruakan dingin Asia. Kemudian ada sirkulasi siklonik di Australia bagian utara yang menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan angin (konfluensi) di selat Makassar hingga pesisir barat Sulsel. Serta dinamika labilitas atmosfer lokal yang menunjukkan kondisi labil di sebagian besar wilayah ini.
"Faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulsel yang dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dengan kategori sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir, peningkatan kecepatan angin dan peningkatan ketinggian gelombang," jelas Irwan melalui keterangan resmi, Jumat (7/2/2025).
Baca Juga
Selain itu dia dihimbau agar masyarakat mewaspadai gelombang laut di perairan sekitar Sulsel. Gelombang dengan kategori Sedang yang mencapai 1,25 – 2,5 meter bisa terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Parepare, perairan Spermonde Pangkep bagian barat, perairan Spermonde Pangkep, perairn Spermonde Makassar bagian barat, perairan Spermonde Makassar, perairan barat Kepulauan Selayar, perairan Sabalana, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian Selatan, perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores Utara, Laut Flores Barat, Perairan Pulau Bonerate - Kalaotoa bagian utara, dan Perairan Pulau Bonerate - Kalaotoa bagian selatan.
Sedangkan potensi gelombang dengan kategori tinggi mencapai 2,5 – 4,0 meter diperkirakan bisa terjadi di Laut Flores bagian timur.
Menyikapi kondisi tersebut, BMKG mengharapkan agar para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Dampaknya antara lain genangan atau banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan serta pelayaran.
"Masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik," tuturnya.