Bisnis.com, MAKASSAR - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang terbuat dari minyak sayur atau lemak hewani yang dihidrogenasi, untuk operasional alat berat.
Bahan bakar keluaran Pertamina atau yang biasa mereka sebut Pertamina Renewable Diesel ini menjadi salah satu bagian dari dukungan Vale untuk mencapai target nasional Net Zero Emission 2060 dan pengurangan emisi karbon sebesar 33% pada 2030.
Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale Abu Ashar mengatakan penggunaan HVO telah diterapkan pada dua unit truk tambang Komatsu dan Caterpillar dengan kapasitas 100 ton, yang diuji coba selama satu bulan mulai 15 Oktober 2024 hingga akan berakhir pada 14 November 2024 mendatang.
Selama pengujian, hasilnya menunjukkan ada peningkatan efisiensi yang signifikan dalam operasional. Dia mengklaim ada pengurangan emisi karbon hingga 70% dan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan dengan diesel konvensional.
Penggunaan bahan bakar ini juga memberikan berbagai manfaat dalam peningkatan kinerja mesin truk tambang, perpanjangan usia mesin, serta pengurangan konsumsi bahan bakar secara keseluruhan. Selain itu, dengan emisi yang lebih bersih, PT Vale dapat terus beroperasi tanpa khawatir mencemari lingkungan sekitar.
“Penggunaan HVO merupakan langkah strategis dalam mencapai target dekarbonisasi kami. Selain mendukung efisiensi operasional, bahan bakar ini membantu mengurangi dampak lingkungan secara signifikan. Kami bangga menjadi pelopor dalam inovasi ini di sektor pertambangan Indonesia,” ujarnya saat meresmikan kolaborasi PT Vale dengan Pertamina Patra Niaga dalam penggunaan HVO di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (7/10/2024).
Baca Juga
Dia berharap langkah ini bisa menjadi patokan penggunaan bahan bakar pada skala industri yang lebih luas, menjadi standar baru dalam industri pertambangan dan mendorong perusahaan lain untuk mengambil langkah serupa.
Selain penggunaan HVO, PT Vale juga telah menerapkan beberapa aplikasi energi bersih seperti penggunaan kendaraan listrik dan boiler berbasis energi terbarukan di operasional tambang. Perusahaan juga telah menggunakan biochar sebagai pengganti batu bara dalam kiln, dengan target penerapan penuh pada 2027.
Langkah strategis ini tidak hanya mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060, tetapi juga diharapkan membuka jalan bagi industri lain untuk turut serta dalam upaya global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi karbon.
Head of Supply Change Management (SCM) PT Vale Sadewo Prasetyo menambahkan pihaknya ingin agar industri pertambangan lain bisa mengikuti jejak PT Vale untuk terus mengadopsi bahan bakar dan teknologi ramah lingkungan yang terbukti meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
“Langkah ini tidak hanya akan menguntungkan PT Vale, tapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi industri pertambangan Indonesia. Kami percaya dalam dekarbonisasi, replikasi adalah penghargaan tertinggi, dan penggunaan HVO ini kami yakin bisa tereplikasi ke beberapa perusahaan lain," paparnya.
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya mengungkapkan jika kolaborasi ini merupakan langkah strategis menuju keberlanjutan industri di Indonesia. Pemanfaatan HVO bukan hanya menjadi solusi bahan bakar berkelanjutan, tetapi juga mendukung efisiensi operasional di industri tambang.
"Ini sejalan dengan tujuan pemerintah dan komitmen kami dalam mewujudkan swasembada energi, di mana produk HVO sendiri memiliki nilai TKDN lebih dari 99%. Kami berharap kolaborasi ini menginspirasi sektor lain untuk beralih ke energi bersih demi masa depan yang lebih hijau,” ujar Maya.