Bisnis.com, MAKASSAR — PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja yang cukup baik pada kuartal III/2024 dengan pertumbuhan di hampir seluruh bidang pelayanan. Kondisi ini diklaim berkat standardisasi proses bisnis dan digitalisasi yang diterapkan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar merinci, layanan marine mereka tumbuh sangat progresif dengan kinerja layanan pemanduan yang mencapai 463.672 gerakan atau meningkat 77,94% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara untuk layanan penundaan tercatat mencapai 3,83 miliar GT jam atau naik 5,81% dibandingkan kuartal III/2023.
Layanan Port Services pun banyak mengalami kenaikan, termasuk pada pengelolaan alur dan penyediaan energi. Layanan pengelolaan alur SPJM Group mencapai 19,73 juta ton, meningkat 22,08% dibandingkan tahun periode serupa sebelumnya.
Begitu juga dengan layanan energi pada distribusi BBM yang mengalami kenaikan 30,98% dengan capaian 43.302 KL. Sementara distribusi gas tercatat sebesar 9,97 juta MMBTU (millions of british thermal units) atau mengalami kenaikan 7,43%.
Selain itu, pada penyediaan air bersih mengalami kenaikan sangat tinggi 182,2% dengan layanan mencapai 1,84 juta ton. Serta Layanan listrik mencapai 152,66 juta KwH, dimana capaian ini mengalami kenaikan 17,02% secara tahunan.
Baca Juga
"Pertumbuhan pelayanan ini tidak lepas dari komitmen kami menjamin service excellence, agar terus berkembang dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Tidak lupa pula kemudahan lain seperti penggunaan aplikasi pelayanan dan juga penyediaan call center untuk penyampaian keluhan dan kebutuhan pelanggan," jelasnya melalui keterangan resmi, Jumat (1/11/2024).
Melalui kinerja yang cukup baik ini, SPJM pun mengklaim pendapatan mereka tumbuh sebesar 33,38% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun beban usaha mengalami kenaikan dikarenakan pelaksanaan beberapa aksi korporasi yang berdampak pada biaya SDM dan biaya penyusutan atas penambahan aset, sehingga menyebabkan laba bersih mengalami penurunan 29,07%.
Di sisi lain, terdapat pertumbuhan aset per 30 September 2024, di mana nilai aset mereka tumbuh 20,05% dan mencapai 125,53% dibandingkan RKAP Triwulan III/2024.