Bisnis.com, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan mulai mendorong upaya literasi dan inklusi keuangan syariah di wilayahnya bisa lebih meluas dengan menyasar masyarakat desa.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman mengatakan wilayahnya memiliki potensi yang sangat besar karena ekonominya terus tumbuh dengan jumlah penduduk yang mayoritas muslim. Dari 9,4 juta penduduk Sulsel, sebanyak 90,2% atau sekitar 8,4 juta di antaranya beragama Islam.
Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi pengembangan industri halal dan jasa keuangan syariah di wilayah ini. Apalagi jika didukung dengan peran semua stakeholder dalam peningkatan edukasi ke masyarakat.
Saat ini, Jufri menambahkan, literasi keuangan syariah di Sulsel masih cukup rendah. Berdasarkan analisanya, masih banyak warga desa yang enggan menyimpan uang di bank karena adanya bunga dan menimbulkan riba.
Atas dasar tersebut, makanya literasi dan inklusi keuangan di wilayah ini sudah harus mulai diperluas sampai tingkat desa.
"Peluang pengembangan keuangan syariah sangat terbuka karena gaya hidup keislaman masyarakat Sulsel. Namun literasinya masih lemah. Orang desa menyimpan uangnya di bawah bantal, banyak dari mereka tidak mau menyimpan di bank karena takut riba. Ini peluang bagi bank syariah masuk, makanya sasaran literasi ke pedesaan," jelasnya, Rabu (2/10/2024).
Baca Juga
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Darwisman membenarkan jika tingkat literasi keuangan syariah di Sulsel masih relatif rendah. Dilihat dari share perbankan syariah terhadap bank konvensional di Sulsel hanya sekitar 8%, mengindikasikan banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat bank syariah.
Maka dari itu dia juga akan mendukung rencana Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengembangkan literasi dan inklusi keuangan syariah sampai tingkat desa. Bahkan kalau perlu diperluas sampai ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.
"Kami setuju literasi dan inklusi syariah sampai ke desa bahkan perlu sampai ke 3T. Kami akan bersinergi terus seluruh pelaku industri jasa keuangan syariah dan perbankan syariah, bagaimana agar melakukan strategi edukasi literasi sampai ke level desa," ucapnya.
Pihak OJK sendiri tengah merancang strategi agar upaya tersebut efektif, salah satunya dengan menjadikan pemuka agama di suatu desa menjadi duta literasi. Hal ini diharapkan bisa memudahkan penyampaian edukasi terkait syariah ke masyarakat.
"Strategi ini diproyeksi bisa memudahkan kita dalam meningkatkan tingkat literasi di Sulsel. Ini bisa jadi contoh daerah lain," tuturnya.