Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Bea Cukai Sulsel Melambung, Dipicu Ekspor Kakao dan Barang Impor

DJBC Sulbagsel mencatat penerimaan bea cukai Sulsel per Agustus 2024 sebesar Rp310,06 miliar, tumbuh 35,19%.
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023)./Bisnis-Paulus Tandi Bone.

Bisnis.com, MAKASSAR — Penerimaan kepabeanan dan cukai Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada periode Januari - Agustus 2024 tercatat sebesar Rp310,06 miliar, tumbuh tinggi 35,19% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp229,35 miliar.

Pertumbuhan ini ditopang oleh penerimaan bea keluar dan bea masuk yang tumbuh sangat tinggi, akibat aktivitas ekspor kakao yang kembali menggeliat dan masuknya banyak barang impor.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel) Djaka Kusmartata mengatakan penerimaan bea keluar di Sulsel mengalami pertumbuhan paling tinggi mencapai 121,28% atau realisasinya sebesar Rp50,94 miliar. Padahal pada periode Januari - Agustus 2023 penerimaannya hanya Rp23,02 miliar.

Pertumbuhan tinggi ini dipengaruhi oleh aktivitas ekspor kakao yang telah aktif kembali, dibarengi peningkatan harga ekspor komoditas ini yang juga melambung. Per Agustus 2024, harga ekspor kakao mencapai US$6.230 per metrik ton (MT), lebih tinggi dibandingkan periode tahun sebelumnya yang hanya US$2.564 per MT.

"Seperti yang kita ketahui, kakao yang kita ekspor itu sangat bergantung dengan harga internasional, jadi kalau harganya naik, maka ekspornya juga akan naik," ungkapnya melalui keterangan resmi, Jumat (27/9/2024).

Selain bea keluar, bea masuk juga tercatat mengalami pertumbuhan cukup meyakinkan mencapai 50,27% atau realisasinya sebesar Rp201,34 miliar, akibat dari banyaknya barang impor yang masuk ke wilayah ini.

Djaka mengatakan pada Agustus 2024 terdapat importasi beras sejumlah Rp4,6 miliar dan importasi raw sugar mencapai Rp14,3 miliar.

Sementara itu pendapatan dari cukai mengalami penurunan. Realisasinya pada Januari - Agustus 2024 tercatat sebesar Rp57,78 miliar, terkontraksi 20,89% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp73,04 miliar.

Penurunan ini terjadi akibat pengaruh dari produksi hasil tembakau rokok yang terkoreksi 22% karena penyesuaian tarif cukai tahun 2024. Penyesuaian ini berdampak pada penjualan rokok di pasaran yang juga semakin menurun.

"Selain rokok, penerimaan cukai MMEA atau minuman beralkohol juga mengalami penurunan hingga 12,01%," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper