Bisnis.com, MAKASSAR — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau agar para penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tiap wilayah memperhatikan pentingnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memilih. Baginya hal itu bisa sangat berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan ke depannya.
Tito menjelaskan partisipasi pemilih dalam suatu pemilihan umum bisa memberikan gambaran atas dukungan masyarakat kepada pemerintah pelanjut. Makin tinggi partisipasi, maka makin kuat dukungan masyarakat terhadap pemerintahan terpilih tersebut.
Sebaliknya, jika partisipasi pemilih rendah, maka diprediksi dukungan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan terpilih juga akan rendah pula.
"Kalau partisipasi masyarakat dalam memilih di Pilkada rendah, dukungan rakyat terhadap kepala daerah terpilih juga kemungkinan akan turun. Ini akan berdampak pada kekuatan pemerintahan yang bisa saja melemah," ungkapnya pada Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (26/6/2024).
Tito mencontohkan partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu yang mencapai 79,5% patut di contoh untuk penyelenggaraan Pilkada serentak ini. Pasalnya angka tersebut sudah cukup tinggi, bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Jika partisipasi pada Pilkada bisa lebih dari angka nasional itu, maka dia meyakini kinerja pemerintahan daerah ke depannya akan lancar. Kepala daerah pun diproyeksi bisa lebih mengembangkan daerahnya dengan berbagai inovasi yang lebih maju.
Baca Juga
"Indonesia ini memiliki tingkat partisipasi politik dalam Pemilu dan Pilkada cukup tinggi, meskipun sistem kita sukarela, masyarakat bisa memilih untuk datang atau tidak. Artinya jika dengan sistem ini tingkat pemilihnya tinggi, masyarakat akan mendukung penuh pula kepada pemimpin yang terpilih," tuturnya.