Bisnis.com, MAKASSAR - Tingkat inflasi tahunan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada September 2023 yang sebesar 2,33 persen (yoy) membuat Bank Indonesia optimistis laju inflasi wilayah ini bisa terus stabil dan terkendali hingga akhir tahun.
Salah satu pemicunya adalah base effect dampak kenaikan harga BBM pada September 2022, sudah berkurang di Sulsel. Meskipun masih ada penyesuaian harga pada September 2023, namun dampaknya tidak sebesar tahun lalu.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel M. Firdauz Muttaqin mengatakan, dampak kenaikan harga BBM yang membuat tingkat inflasi Sulsel tahun lalu cukup tinggi, tidak akan terjadi pada tahun ini. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi dampak landai pada kondisi inflasi 2023.
Apalagi efek yang ditimbulkan dari kenaikan harga yang terjadi tahun lalu, secara perlahan sudah mulai mereda. Sehingga beberapa komoditas yang cenderung fluktuatif, harganya mulai turun.
Selain itu beberapa komoditas pangan seperti minyak goreng, daging ayam ras dan bawang merah juga terus menunjukkan penurunan harga. Hal ini tentu akan berimbas besar pada tingkat inflasi Sulsel setidaknya hingga akhir 2023.
"Kami proyeksi tingkat inflasi Sulsel sampai akhir tahun bisa berada pada sasaran 2-4 persen. Kami yakin inflasi akan terus melambat dan terus berada di kisaran sasaran tersebut," paparnya, Senin (2/10/2023).
Baca Juga
Firdauz menambahkan, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) saat ini tengah bahu-membahu menjaga tingkat inflasi tetap terjaga di tengah dampak yang ditimbulkan dari fenomena El Nino.
Bersama Bulog, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan cadangan beras dengan upaya memperbanyak sumur bor, penampungan-penampungan air supaya produktifitas sawah tetap tinggi, serta menyalurkan bibit-bibit yang tahan kering supaya bisa tetap panen.
Kegiatan operasi pasar juga akan mulai digencarkan lagi dengan menyasar beberapa kota IHK seperti Makassar, Parepare, Palopo, Bulukumba, dan Watampone. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan juga di beberapa daerah terpengaruh seperti Maros, Takalar, dan Jeneponto.
"Komoditas yang perlu diperhatiakan dalam mengendalikan inflasi ada beberapa seperti beras, telur, gula pasir, daging ayam ras, cabai rawit, hingga minyak goreng. Apalagi menjelang akhir tahun akan meningkat permintaannya," tambahnya.