Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Beras di Sulselbar Rendah, Ini Antisipasi Bulog

Bulog Sulselbar mengaku serapan beras di wilayahnya baru 72.000 ton, padahal potensinya mencapai 150.000 ton.
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan gudang beras Bulog Divre Sulselbar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/6/2016)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Kanwil Sulselbar) mengatakan serapan beras di wilayahnya tahun ini masih rendah dengan hanya 72.000 ton sampai saat ini. Padahal seharusnya, serapan beras di Sulselbar seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar Muhammad Imron Rosidi mengatakan hal ini disebabkan karena kondisi perberasan sedang tidak stabil yang dipicu oleh menurunnya produksi beras akibat dampak fenomena El Nino. Kondisi tersebut membuat harga beras naik terutama di wilayah Sulsel sebagai sentra produksi beras nasional. 

Di sisi lain saat ini Harga Pembelian Pemerintah (HPP) oleh Bulog masih dibawah harga pasaran, akhirnya banyak beras dari petani maupun pabrik penggiling yang tidak mampu diserap. Para petani ini terpantau juga lebih banyak menjual berasnya di luar Bulog karena harga yang lebih menjanjikan.

"Selama ini yang lebih banyak terserap adalah beras komersialnya, tapi tidak banyak, sesuai kebutuhan saja. Karena kalau kita berlomba harga sama pihak lain, nantinya harganya juga ikut naik karena kita dijadikan barometer. Ujung-ujungnya harga beras naik, inflasi juga ikut naik," paparnya kepada Bisnis, Selasa (12/9/2023).

Meskipun begitu, pihak Bulog masih terus berusaha agar serapan beras di Sulsel bisa tinggi lagi mengingat target mereka sebesar 300.000 ton sepanjang tahun ini akan digunakan untuk memenuhi stok beras pada 2024. Salah satu upaya adalah penyaluran program bantuan pangan ke masyarakat.

"Makannya kita berharap di September dan Oktober 2023 serapan bisa maksimal dengan menyalurkan program bantuan pangan. Mudah-mudahan harga terkendali dan mungkin cenderung turun, sama dengan harga HPP, supaya bisa kita serap itu pengadaannya," jelas Imron.

Namun jika skenario ini tidak berhasil dan harga beras di masyarakat masih cenderung tinggi, maka pihaknya akan melakukan serapan melalui importasi yang dilakukan pemerintah pusat untuk memenuhi stok beras pada tahun depan.

"Sebenarnya kita masih akan maksimalkan penyerapan dalam negeri, tapi kalau dalam negeri tidak bisa, Bulog sudah ditugaskan untuk importasi kemarin, kita akan lakukan serapan dari luar untuk memenuhi ini," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler