Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulampua Berpeluang Topang IKN dari Sektor Pangan dan Konstruksi

Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua memiliki peluang besar dalam memenuhi kebutuhan sumber daya di IKN.
Pembangunan rumah susun hunian pekerja di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur./Bisnis-Muhammad Ridwan.
Pembangunan rumah susun hunian pekerja di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur./Bisnis-Muhammad Ridwan.

Bisnis.com, MAKASSAR - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menilai wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) memiliki peluang besar dalam memenuhi kebutuhan sumber daya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Selain memenuhi kebutuhan pangan, pemenuhan akan konstruksi dalam pembangunan kawasannya hingga beberapa tahun kedepan juga diproyeksi akan cukup bergantung pada wilayah ini.

Direktur Regional II Kementerian PPN/Bappenas Mohammad Roudo memaparkan, pemerintah saat ini tengah berencana memindahkan sekitar 100.000 ASN dan non-ASN ke Ibu Kota Negara (IKN). Jika diasumsikan seperempatnya dari total tersebut membawa keluarga, maka akan ada penambahan lebih dari 125.000 orang yang menempati lokasi tersebut, yang tentu akan memunculkan pasar yang besar dalam penyediaan pangan.

Melihat realita saat ini, produk pertanian seperti beras, sayuran, buah, daging, telur, dan lainnya di IKN, sebagian besar masih diimpor dari luar Kalimantan. Kondisi ini pun membuat Sulawesi berpeluang besar untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut dikarenakan wilayah ini memiliki produksi pertanian yang lebih baik dan akses yang lebih dekat ke IKN sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi.

Pembangunan kawasan IKN saat ini juga membutuhkan banyak material konstruksi seperti pasir dan semen. Pembangunan perkantoran IKN yang masif akan membutuhkan kedua jenis bahan bangunan tersebut secara besar. 

Saat ini kebutuhan pasir dan semen di Kalimantan sebagian besar masih dipenuhi dari Sulawesi. Potensi penambangan pasir yang besar di Sulawesi dan adanya pabrik semen dapat dimanfaatkan untuk mengisi kebutuhan tersebut.

"Dengan total produksi sekitar 8-12 juta ton pertahun dan konsumsi lokal 3,09 juta ton pertahun, produksi semen Sulawesi masih akan ada surplus sekitar 5-9 juta ton pertahun. Hal ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semen nasional, termasuk konsumsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang hanya sebesar 300.000 ton per tahun," jelasnya di Makassar, Kamus (31/8/2023).

Dia menambahkan, arah pembangunan IKN menjadi kota yang hijau dan pintar serta pengembangan daerah sekitar sebagai lokasi kawasan industri bersih, membutuhkan banyak tenaga kerja terlatih. Saat ini, kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari Jawa dan Bali. 

Ke depannya, daerah-daerah di wilayah Sulampua  diproyeksi dapat memenuhi kebutuhan tersebut apabila perguruan tinggi dan balai latihan kerja dapat melakukan re-orientasi pasar ke pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terdidik tersebut.

Jenis tenaga kerja terlatih yang akan dibutuhkan diperkirakan mencakup keahlian di bidang konstruksi, informasi dan teknologi, perminyakan dan gas, kelistrikan, teknologi pertanian dan pangan, di samping jasa-jasa pendukung seperti keuangan, konsultasi, perhotelan dan restoran dan jasa hiburan.

"Sementara untuk tenaga kerja tidak terlatih atau unskilled labor diperkirakan akan tetap dibutuhkan terutama terkait dengan asisten rumah tangga dan jasa di sektor informal, perdagangan eceran, restoran, dan logistik," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper