Bisnis.com, MAKASSAR - Sebagai salah satu daerah lumbung ternak nasional, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah menimbang melakukan ekspansi peternakan untuk pengembangan budi daya domba di wilayah ini karena dianggap memiliki masa panen yang lebih singkat dibandingkan kambing dan potensi pasar yang lebih besar.
Jika rata-rata masa panen kambing di Sulsel bisa sampai 1 tahun, domba memakan waktu yang lebih singkat dengan hanya 7-8 bulan saja. Potensi pasarnya pun diproyeksi bukan hanya di Indonesia, tapi diyakini bisa menyentuh pasar mancanegara.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan berkembangnya ternak kambing di Sulsel yang semakin baik, memberi gambaran akan potensi pengembangan ternak domba di wilayah ini yang juga diproyeksi akan sangat potensial. Apalagi, populasi domba Sulsel semakin banyak tiap tahunnya meskipun belum menunjukkan peningkatan yang besar.
Pada 2022, populasi domba di Sulsel tercatat sebanyak 881 ekor, lebih banyak dibanding pada tahun sebelumnya yang hanya 873 ekor. Angka tersebut juga tercatat meningkat jika dibandingkan pada 2020 yang populasinya hanya 859 ekor.
"Domba salah satu populasi yang banyak peminatnya, menjualnya juga mudah, domba ini juga dagingnya lebih enak dibanding kambing. Tinggal bagaimana kita melakukan perencanaan, mitigasi, pengembangan program penangkaran, pendampingan, hingga peradakan sekolah lapangan. Setelah terintegrasi kita kembangkan karena potensinya besar," jelasnya kepada Bisnis, Senin (21/8/2023).
Namun ternyata keberadaan domba di Sulsel dianggap bisa mengancam populasi sapi karena berpotensi membawa penyakit Malignant Catarrhal Fever (MCF) atau penyakit ingusan yang sangat berbahaya bagi sapi. Meskipun penyakit tersebut tidak berbahaya bagi domba itu sendiri.
Baca Juga
"Pengembangan domba di Sulsel memiliki ancaman. Pada domba itu carrier satu penyakit namanya MCF dan itu bisa mematikan sapi. Kalau domba hidup berdampingan dengan sapi, sapinya akan menderita meskipun dombanya tidak masalah," papar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel Nurlina Saking.
Oleh karena itu pemerintah saat ini tengah melakukan langkah mitigasi risiko supaya keberadaan domba tidak mengganggu populasi sapi, terutama sapi potong. Pasalnya populasi sapi potong di Sulsel saat ini menjadi yang terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi salah satu sumber daya unggulan wilayah ini.
Sementara khusus untuk jenis Sapi Bali, Nurlina mengungkapkan jika Sulsel menjadi lokasi populasi terbesar di Indonesia. Pihaknya juga tengah berupaya menggembalikan performa sapi jenis ini supaya ukuran rata-ratanya bisa lebih besar hingga mencapai 1 ton.
"Di sisi lain kami tengah meningkatkan performa sapi Bali, yang tadinya kecil-kecil (ukurannya), supaya bisa lebih besar. Makanya pengembangan domba harus hati-hati dan perlu ada mitigasi. Kita akan menghitung-hitung prospek bisnisnya, kalau memang prospek bisnis kambing bisa lebih besar, maka tidak usah kembangkan domba," tuturnya.