Bisnis.com, KENDARI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari menyebutkan bahwa aktivitas sesar Lawanopo di Tenggara Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengakibatkan terjadinya gempa bumi di daerah tersebut hingga terasa di Kota Kendari, pada Rabu (9/8/2023) dini hari.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin melalui keterangan resminya Rabu, mengatakan bahwa gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe hingga Kota Kendari itu berkekuatan empat magnitudo.
"Wilayah Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG, menunjukkan informasi gempa bumi ini dengan magnitudo empat ," kata Rudin.
Ia mengungkapkan bahwa lokasi gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 3.89 Lintang Selatan, 122.55 Bujur Timur.
"Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 5.0 kilometer, Tenggara Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada kedalaman lima kilometer," jelas Rudin.
Dia membeberkan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Lawanopo.
Baca Juga
Sementara itu, untuk dampak dari gempa bumi tersebut dirasakan hingga Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.
"Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," jelasnya.
Dari hasil pemodelan, lanjut Rudin, gempa bumi yang diakibatkan sesar Lawanopo tersebut tidak menunjukkan akan adanya potensi tsunami.
Dia menuturkan bahwa masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa agar masyarakat pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.