Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlu Perhatian, 33,82 Persen Terumbu Karang di Indonesia Rusak

Luas terumbu karang di perairan Indonesia saat ini mencapai 2,5 juta hektare.
Ilustrasi terumbu karang./JIBI
Ilustrasi terumbu karang./JIBI

Bisnis.com, MAKASSAR - Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut (RPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, luas terumbu karang di perairan Indonesia saat ini mencapai 2,5 juta hektar dengan jumlah spesies mencapai 569 spesies. Namun sayangnya, sekitar 33,82 persen diantaranya mengalami kerusakan atau dalam kondisi kurang baik.

Direktur Jenderal PRL Victor Gustaaf Manoppo melalui sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSL) Makassar, Getreda M Hesanussa mengatakan, tekanan berat akibar tingkat pemanfaatan yang tinggi serta aktivitas manusia di darat dan laut menyebabkan kerusakan terumbu karang meningkat dengan pesat.

Bahkan berdasarkan monitoring LIPI tahun 2019, hanya sekitar 28,8 persen terumbu karang di Indonesia yang presentase tutupnya lebih dari 50 persen.

"Tentu hal ini menjadi sebuah keprihatinan karena terumbu karang Indonesia saat ini bisa memberi manfaat bagi beberapa sektor, antara lain bagi wisata bahari senilai US$3,1 miliar pertahun, bagi perikanan senilai US$2,9 miliar pertahun, dan perlindungan pesisir senilai US$639 juta pertahun," ungkapnya pada kegiatan The Big Build Indonesia 2023 di Makassar, Senin (10/6/2023).

Oleh karena itu, KKP kini mendorong lima program prioritas ekonomi biru dalam menjaga kesehatan ekosistem laut, antara lain memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kouta, pembangunan budi daya laut berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

"Kelima program tersebut tidak saja penting bagi keberlanjutan kehidupan manusia, namun juga keanekaragaman hayati laut yang dilindungi, serta ekosistem terumbu karang yang sehat," tambahnya.

Sementara Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa mengutarakan, semua pihak, termasuk masyarakat harus memiliki peran dalam menghentikan kerusakan terumbu karang yang semakin parah belakangan ini. Semua pihak harus melakukan pemanfaatan secara presisi, mana yang boleh ditangkap dan ukurannya ikan yang seperti apa yang mesti ditangkap.

Pakar biologi terumbu karang dan ekologi pesisir ini menyarankan kepada pemerintah untuk harus mengelola terumbu karang ini secara kawasan dan melakukan akselerasi pemeliharaan.

"Kawasan konservasi kita dalam keadaan berbahaya atau kurang terurus, makanya harus dikelola secara manajemen," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper