Bisnis.com, MAKASSAR - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut jika serapan beras Bulog di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih minim, baru sekitar 6.000 ton saja sejak Januari - Maret 2023. Padahal jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, serapan Bulog Sulsel bisa sampai 50.000 ton.
Jokowi membeberkan jika salah satu kendala serapan Bulog yang minim di wilayah ini karena panen raya baru dilakukan di beberapa daerah, seperti di Maros dan Pinrang saja. Sementara jika dibandingkan tahun lalu, hampir semua daerah penghasil padi di Sulsel telah panen.
Selain itu, banyaknya beras Sulsel yang diserap ke beberapa kantor wilayah Bulog di daerah lain juga menjadi salah satu minimnya serapan beras Bulog Sulsel tahun ini. Namun hal tersebut justru menjadi apresiasi Jokowi karena Sulsel dianggap mampu memasok beras ke provinsi lain.
"Saya datang ke gudang Bulog di Maros untuk memastikan atau membandingkan serapan Bulog tahun ini berapa? Dengan yang lalu seperti apa? Memang ada penurunan yang lumayan drastis. Kita cari di lapangan kenapa seperti itu? Ternyata beras Sulsel banyak diserap keluar ke provinsi lain. Yang biasanya tidak sebanyak seperti tahun ini," jelas Jokowi saat melakukan kunjungan di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulsel, Kamis (30/3/2023).
Dia pun meminta kepada Bulog dan Kementerian Perdagangan untuk mendata ke provinsi mana saja beras Sulsel ini dikirim. Hal tersebut guna memastikan stok beras di semua provinsi dalam kondisi normal.
"Sudah saya perintahkan tiga bulan lalu harus menyerap 2,4 juta ton. Tapi kalau barangnya nanti dicari tidak ketemu, targetnya harus dilihat," sebutnya.
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mendukung rencana pembangunan Pasar Induk Beras di Sulsel. Pasar itu, katanya bisa mengontrol stok dan harga beras yang ada di pasaran.
"Ini akan memudahkan petani untuk menjual beras ke mana. Dan memudahkan pemerintah untuk menjual keluar atau tidak," tuturnya.