Bisnis.com, GORONTALO - Potensi pertambangan di Provinsi Gorontalo diyakini mampu menjadi sumber pengungkit ekonomi baru di daerah tersebut yang selama ini hanya bergantung pada sektor pertanian.
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan proporsi sektor pertambangan terhadap struktur perekonomian diakui masih sangat kecil dalam beberapa waktu terakhir, namun diharapkan segera terakselerasi seiring dengan rencana konstruksi maupun eksploitasi dari sejumlah pemegang konsesi.
Dia menyebut, sejauh ini terdapat dua perusahaan pemegang Kontrak Karya (KK) pertambangan emas dan mineral yang beroperasi di Gorontalo, kemudian terdapat delapan perusahaan pemegang izin pertambangan emas dan tembaga, serta ada 111 perusahaan yang mengantongi izin pertambangan non logam dan batuan.
Seluruh perusahaan tersebut, lanjut Idris, diharapkan bisa merealisasikan perencanaannya dalam mengoptimalkan potensi pertambangan di Gorontalo sesuai dengan izin masing-masing demi mendorong kinerja perekonomian daerah yang sebelumnya terkontraksi dalam akibat pandemi.
Sekadar diketahui, pemegang Kontrak Karya di wilayah Gorontalo adalah PT Gorontalo Minerals di Kabupaten Bone Bolango berlokasi sekitar Sungai Mak dengan estimasi cadangan 105 juta ton bijih. Kemudian PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) pemegang konsesi KK pertambangan emas di Blok Pani, Kabupaten Pohuwato, dengan cadangan bijih emas 2,2 juta troy oz.
Selain GSM di Kabupaten Pohuwato, ada pula PT Puncak Emas Tani Sejahtera yang juga memiliki izin pertambangan emas dengan cadangan bijih emas mencapai 2,5 juta troy oz. Kandungan emas di Pohuwato dan Bone Bolango itu dinilai menjadi gambaran potensi pertambangan Gorontalo yang diproyeksikan mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomoi baru bagi daerah tersebut.
"Saya berharap ada sinergi dan kolaborasi, baik pusat dan level pemerintah daerah bersama pemegang KK dan IUP agar bagaimanapun caranya bisa segera melakukan konstruksi sehingga mampu mendongrak perekonomian Gorontalo kedepannya," tutur dalam Webinar yang diselenggarkan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Rabu (29/9/2021).
Dia melanjutkan, realisasi kontruksi hingga eksploitasi pertambangan tersebut bakal menjadi katalisator efektif dalam memulihkan laju perekonomian Gorontalo serta memunculkan lapangan pekerjaan baru sehingga memangkas angka pengangguran.
Dalam kesempatan sama, Kepala Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Budi Widihartanto mengemukakan bahwa sektor pertambangan mampu memberikan efek berganda terhadap sektor lain sehingga berpotensi mengangkat signfikan kinerja perekonomian daerah.
"Kita berkaca ke Morowali, bahwa di sana perekonomian terangkat sangat kentara setelah aktivitas pertambangan dilakukan secara menyeluruh mulai 2010 lalu. Kondisi di Morowali itu sebagai sebuah best practice yang tentu saja bisa dilakukan di Gorontalo dengan potensi pertambangan yang besar ini," tuturnya.
Dia menjelaskan, efek berganda atau multiplie effect dari pertambangan bisa memicu aktivitas pada sektor turunan lainnya yakni konstruksi, jasa, perdagangan serta lainnya sehingga akan menjadi andalan perekonomian daerah untuk jangka panjang.
Pada aspek lain, lanjut Budi, akselerasi sektor pertambangan yang diiringi laju investasi diproyeksikan memberikan efek kejut terhadap laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang dalam beberapa waktu terakhir sangat terpukul sebagai dampak dari pandemi.
Sebagai gambaran, kinerja perekonomian Gorontalo pada kuartal pertama 2021 ini masih terkontraksi pada angka 1,98%, sementara perekonomian nasional sudah bisa tumbuh 0,74% demikian pula untuk skala Sulawesi Maluku dan Papua yang sudah bergerak positif pada angka 3,26%.
"Kondisi ini menjadi tugas kita bersama, yang kemudian bisa diakselerasi melalui sinergi dan kolaborasi lintas sektoral, agar sektor-sektor potensial bisa dioptimalkan terkhusus pertambangan agar nantinya menjadi sumber ekonomi baru bagi Gorontalo," paparnya.