Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan konstruksi Bendungan Ladongi akan rampung pada akhir 2021. Pembangunan bendungan tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memanfaatkan potensi air di dalam negeri.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mencatat potensi air di dalam negeri mencapai 2,7 triliun meter kubik per tahun. Saat ini, total air yang baru dimanfaatkan hanya berkisar 222 miliar meter kubik per tahun dari total 691 miliar meter kubik per tahun.
“Namun, potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air," katanya melalui keterangan resmi, Senin (3/5/2021).
Basuki mendata Bendungan Ladongi memiliki kapasitas tampung 45,9 juta meter kubik dengan luas genangan serta area sabuk hijau sebesar 246,13 hektare. Adapun, bendungan tersebut mulai dibangun sejak 2016 dengan anggaran mencapai Rp1,14 triliun.
Konstruksi dilakukan oleh kontraktor BUMN PT Hutama Karya dengan kerja sama operasi (KSO) bersama kontraktor swasta nasional yakni PT Bumi Karsa. Saat ini, perkembangan konstruksi Bendungan Ladongi telah di posisi 90,18 persen.
Bendungan Ladongi dirancang untuk menahan aliran Sungai Ladongi yang selama ini belum dimanfaatkan optimal. Nantinya, Bendungan Ladongi akan mengairi lahan pertanian seluas 3.604 hektare secara berkelanjutan.
Selain dinikmati petani, Bendungan Ladongi juga menjadi sumber air baku sebesar 0,12 meter kubik/detik, pembangkit energi listrik sebesar 1,3 MW, serta mengurangi banjir dengan volume 132,25 meter kubik/detik. Bendungan Ladongi juga potensial untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Kolaka Timur.