Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mars Perkenalkan Sistem Multiklonal yang Diklaim Tingkatkan Produktivitas Petani Kakao

Saat ini banyak petani kakao hanya menanam satu jenis klon yang menyebabkan produktivitasnya rendah.
Tanaman kakao yang menjadi pusat penelitian di fasilitas riset Mars atau Mars Cocoa Research Station (MCRS) di Kabupaten Pangkep. Sulawesi Selatan./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa.
Tanaman kakao yang menjadi pusat penelitian di fasilitas riset Mars atau Mars Cocoa Research Station (MCRS) di Kabupaten Pangkep. Sulawesi Selatan./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa.

Bisnis.com, MAKASSAR - PT Mars Symbioscience Indonesia memperkenalkan sistem pertanian multiklonal atau beragam klon (bahan tanam) kepada para petani kakao di Pulau Sulawesi agar produktivitas bisa semakin meningkat. 

Berdasarkan riset yang dilakukan, Mars mengklaim pertumbuhan produksi menggunakan sistem ini bisa mencapai 50% dibanding hanya menggunakan sistem monoklonal atau satu klon.

Indonesia Corporate Affairs Director Mars Symbioscience Jeffrey Haribowo mengatakan saat ini banyak petani kakao hanya menanam satu jenis klon unggul yang tidak dapat melakukan penyerbukan sejenis, sehingga menyebabkan produktivitas rendah.

Beberapa jenis klon yang banyak digunakan petani di Sulawesi antara lain BB01, ICCRI 09, MCC 02, Sulawesi 1, dan Sulawesi 2.

Namun tanpa disadari, klon unggul ini ternyata tidak kompatibel lagi ditanam hanya dengan sistem monoklonal.

Maka dari itu praktik multiklonal pun dihadirkan bertujuan mengoptimalkan hasil panen kakao dengan memastikan kompatibilitas genetik antarklon.

Misal klon BB01 akan sangat sesuai jika digabungkan dengan klon ICCRI 09, MCC 02, maupun Sulawesi 2.

Klon ICCRI 09 sangat sesuai digabungkan dengan Sulawesi 2, serta klon MCC 02 sangat sesuai digabungkan dengan ICCRI 09 dan Sulawesi 1.

Adopsi multiklonal di kebun petani ini dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti sambung samping, penanaman ulang, dan penyisipan klon-klon unggul yang kompatibel.

Metode sambung samping pun sangat direkomendasikan karena prosesnya yang cepat dengan tanpa menebang pohon.

"Tapi tantangan kita sekarang jumlah entres yang terbatas karena minat petani menanam kakao saat ini meningkat. Maka kami berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat membantu untuk memastikan petani mendapatkan entres. Dengan begitu, ambisi kita untuk mengembalikan kejayaan kakao Indonesia bisa terwujud," ujar Jeffrey Haribowo dalam kunjungannya ke Mars Cocoa Research Station (MCRS) di Pangkep, Sulawesi Selatan, Rabu (23/4/2025).

Selain itu, dia menambahkan, Mars juga terus mendorong praktik agroforestri kakao yang lebih beragam dan dapat membantu meningkatkan ketahanan lahan dan produktivitas. Sekaligus, memberikan pendapatan yang lebih stabil bagi petani. 

Dengan menanam berbagai jenis tanaman di sekitar pohon kakao, petani dapat lebih terlindungi dari fluktuasi harga komoditas dan musim panen yang rendah.

Pendekatan ini juga dapat membantu mengurangi dampak cuaca ekstrem seperti kekeringan dan curah hujan tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper