Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tentang Seseorang yang Menghidupkan Harapan Para Pengrajin Lanraki

Rumah Anyam Mandiri yang dirintis Elsa di lorong tempat tinggalnya, Jl. Lanraki Baru, menjadi berkah. Dari situ, ada puluhan keluarga yang menggantungkan hidupnya.
Elsa menata kerajinan eceng gondok di Galeri Rumah Anyam Mandiri, JL. Lanraki, Makassar, Sulsel/Sitti Hamdana R
Elsa menata kerajinan eceng gondok di Galeri Rumah Anyam Mandiri, JL. Lanraki, Makassar, Sulsel/Sitti Hamdana R

Bisnis.com, MAKASSAR - Tak ada yang bisa mendebat, bahwa tahun ini berjalan begitu berat. Dunia terasa sempit karena diberi sekat. Bahkan yang paling menyedihkan adalah, jutaan orang harus merelakan "kepergian" kerabat dengan begitu mendadak. Ya, pandemi menjadi sebab.

Di seluruh penjuru dunia, pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) tak hanya mengancam kesehatan tapi juga berhasil memporak-porandakkan perekonomian.

Indonesia juga mengalami hal serupa; masyarakat tertatih bertahan hidup, nasib industri raksasa di ujung tanduk, bahkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selalu tangguh, nyatanya perlahan takluk.

Hal tersebut pun dirasakan salah satu pelaku UMKM di Kota Makassar, Elsa. Wanita mungil berkacamata ini menjalankan usaha kerajinan eceng gondok. Pada awal pandemi sekitar April 2020, Elsa tak kuasa menutup sementara usaha kerajinan eceng gondoknya. Alasannya sudah bisa ditebak, permintaan produk kerajinannya lesu.

Sejak bertahun-tahun, Rumah Anyam Mandiri yang dirintis Elsa di lorong tempat tinggalnya, Jl. Lanraki Baru, menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Dari situ, ada puluhan keluarga yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi pengrajin. Saat usaha yang dijalankan Elsa mati suri karena pandemi, para pengrajin hanya bisa gigit jari. Tak ada penghasilan sama sekali.

Diakui Elsa, kondisi tersebut teramat sulit, apalagi dirinya tak bisa berbuat banyak untuk membantu pengrajin.

"Saya merintis usaha ini bukan untuk meraup untung bagi diri sendiri, niat utamanya adalah memberdayakan orang-orang yang tinggal di lorong sekitar rumah saya. Minimal dari mengrajin, ada penghasilan untuk sekadar makan. Lalu saat melihat kondisi mereka terhimpit, ada rasa sesak di dada," ujar Elsa kepada Bisnis, Minggu (25/10/2020).

Berselang waktu, saat memasuki era kebiasaan baru dan aktivitas ekonomi mulai dibuka, Rumah Anyam Mandiri mulai kedatanganan pesanan.

Hanya saja, usaha yang beberapa bulan tak beroperasi itu, terbentur modal untuk mulai berjalan lagi. Tak ada penghasilan selama berbulan-bulan membuat Elsa kelimpungan untuk bangkit menjalankan usahanya kembali. Elsa sempat ingin pasrah, tapi kemudian kabar baik muncul dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel yang menaungi UMKM Rumah Anyam Mandiri milik Elsa.

Dekranasda menjadi penghubung bagi Rumah Anyam Mandiri untuk mendapatkan bantuan permodalan Program Kemitraan dari PT. Pertamina (Persero) sebesar Rp15 juta.

"Saya percaya, selalu ada harapan untuk setiap ikhtiar baik yang diupayakan. Bantuan modal dari Pertamina melalui Dekranasda memberi nafas panjang bagi Rumah Anyam, yang paling penting lagi bagi masyarakat pengrajin," ujar Elsa.

Dari bantuan Program Kemitraan Pertamina, usaha kerajinan eceng gondok Rumah Anyam Mandiri mulai bergairah. Seiring dengan itu, pengrajin pun mulai menata hidup lagi setelah hampir tumbang akibat terdampak efek pandemi.

Ketua Dekranasda Sulsel Liestiaty F Nurdin sangat memuji keteguhan hati Elsa dalam menghidupkan harapan para pengrajin di tengah paceklik efek pandemik.

Menurut Lies, Elsa tak henti mencari solusi agar usaha yang menjadi jantung kehidupan pengrajin, tetap bisa berdenyut.

"Elsa adalah salah satu pengrajin binaan kami yang tak hanya cerdas menciptakan kreasi kerajinan, tapi juga solutif. Mental pengusaha dalam dirinya memang kental. Karena menjadi pengusaha yang dibutuhkan bukan cuma kreatifitas, tapi juga mental yan kuat," terang Lies.

Kontribusi BUMN

Liestiaty F Nurdin sangat mengapresiasi bantuan Program Kemitraan PT. Pertamina bagi pelaku UMKM.

Dia menyebut ada ribuan UMKM yang terdampak pandemi di Sulsel, termasuk beberapa di bidang kerajinan. Kondisi yang dialami berbeda-beda, ada yang tutup sementara, dan sebagiannya harus gulung tikar.

Lies menyebut, keadaan yang dialami karena pandemi memang sangat memprihatinkan. Sehingga menurutnya, solidaritas dari semua pihak untuk memberikan stimulus, termasuk BUMN, memang sangat membantu.

"Tak ada kata selain terima kasih kasih atas kepedulian Pertamina kepada UMKM di Sulsel. Menguatkan UMKM berarti menguatkan ekonomi daerah dan negara," tuturnya.

Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Laode Syarifuddin Mursali, mengatakan bahwa pihaknya menyalurkan bantuan modal senilai Rp3,7 miliar kepada UMKM binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel.

Per September 2020, Pertamina MOR VII telah menggelontorkan bantuan modal sebesar Rp 10,2 miliar dimana sebesar Rp 5,1 miliar tersalur di Sulawesi Selatan, Rp 2,2 miliar tersalur di Gorontalo, Rp 2 miliar tersalur di Sulawesi Utara, Rp 765 juta tersalur di Sulawesi Tenggara, dan Rp 135 juta di Sulawesi Barat. Target penyaluran bantuan modal hingga akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp 17 miliar.

"Semoga dengan adanya bantuan ini bisa membangkitkan kembali sendi-sendi perekonomian di Sulsel yang terpapar dampak pandemi," terang Laode.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sitti Hamdana R
Editor : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper