Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan mendapat tambahan jatah pupuk bersubsidi sebanyak 99.630 ton. Sebelumnya, Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura Sulsel memang telah mengajukan penambahan pupuk bersubsidi untuk alokasi tahun 2020.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Andi Ardin Tatjo menyatakan permintaan tambahan kuota tersebut dilakukan sebab adanya pengurangan kuota pupuk subsidi dari 2019 lalu sebanyak 30 persen.
Karenanya, di 2020 ini hingga pertengahan tahun, realisasi pupuk subsidi di Sulsel melampaui setengah dari alokasi dari Kementerian Pertanian RI. Misalnya saja, untuk pupuk jenis Urea, SP36, dan ZA.
"Tambahan kuota pupuk subsidi ini sudah mulai kita salurkan ke petani. Penyalurannya harus terealisasi 100 persen tahun ini," ungkap Ardin, Rabu (21/10/2020).
Ardin merincikan, tambahan 99.630 ton pupuk tersebut terdiri atas pupuk Urea dengan tambahan 89.319 ton dari alokasi sebelumnya 233.691 ton, pupuk SP36 dengan tambahan 4.009 ton dari sebelumnya 31.196 ton, dan pupuk ZA dengan tambahan 6.302 ton dari sebelumnya 54.437 ton.
Yang mana masing-masing pupuk tersebut sudah terealisasi sebesar 71,69 persen, 86,94 persen, dan 79,88 persen. Selain ketiga jenis pupuk tersebut, Dinas Tanaman Pangan juga menyalurkan pupuk subsidi jenis NPK dan Organik. Meski tak ada tambahan kuota untuk kedua pupuk tersebut, namun Ardin menyatakan realisasinya juga harus mencapai 100 persen.
"Penyaluran pupuk ini akan kita sesuaikan dengan masa tanam. Kalau belum waktunya masa tanam, kita tahan dulu," ungkap Ardin.
Sebelumnya, Ardin menampik bahwa permintaan tambahan kuota pupuk subsidi tersebut bukan karena terjadi akibat kelangkaan pupuk. Tetapi, murni karena adanya pengurangan stok. Meski ketersediaan pupuk non subsidi juga masih ada, namun menurut Ardin, disparitas harga terjadi cukup jauh.
Misalnya saja untuk pupuk urea subsidi dengan Rp1.800 per kilogram sementara non subsidi dijual dengan Rp4.800 per kilogram. Hal inilah menurut Ardin yang membuat para petani berpikir dua kalo untuk membeli pupuk non subsidi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa pihaknha terus berupaya menjamin kelancaran distribusi dan kemudahan petani guna mengakses pupuk subsidi dengan mengambil langkah tegas.
Selain menambah alokasi, Kementan juga telah mengumpulkan para distributor untuk memberikan kemudahan kepada petani guna mengakses pupuk bersubsidi yang sudah tersuplai di tingkat kios, walau belum memiliki kartu tani.
"Saya minta distributor jangan main-main dengan distribusi pupuk karena pupuk bukan hanya kebutuhan tanaman tapi lebih pada sebagai basis ketahanan pangan terutama pada masa pandemi Covid-19 ini," ujar Syahrul saat melakukan kunjungan kerja di Makassar.
Ia menegaskan, pemerintah juga berkomitmen untuk serius memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi petani. Karenanya, Presiden Joko Widodo telah menyetujui tambahan pupuk bersubsidi dengan volume 1 juta ton, atau senilai Rp3,14 triliun.
Hal itu lanjut Syahrul, mengingat sektor pertanian memiliki peran vital dalam menyelamatkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan rakyat di saat pandemi Covid-19. Yang mana sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto pada kuartal II/2020 dengan capaian 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. (k36)
Sulsel Terima 99.630 Ton Tambahan Pupuk Subsidi
Pada 2020 ini hingga pertengahan tahun, realisasi pupuk subsidi di Sulsel melampaui setengah dari alokasi dari Kementerian Pertanian RI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Andini Ristyaningrum
Editor : Amri Nur Rahmat
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 hari yang lalu