Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Udang Sulsel Naik 61 Persen berkat Hilirisasi Perikanan

Pogram prioritas hilirisasi perikanan dinilai mampu mendongkrak nilai produksi dan ekspor komoditas yang di Sulawesi Selatan. Merujuk pada data Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel pada 2019 lalu, volume ekspor udang mengalami peningkatan 61 persen.
Ilustrasi: tambak udang
Ilustrasi: tambak udang

Bisnis.com, MAKASSAR - Pogram prioritas hilirisasi perikanan dinilai mampu mendongkrak nilai produksi dan ekspor komoditas yang di Sulawesi Selatan. Merujuk pada data Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel pada 2019 lalu, volume ekspor udang mengalami peningkatan 61 persen.

Yang mana sebelumnya, pada 2018 tercatat volume ekspor udang sebesar 4.400 ton menjadi 7.090 ton pada 2019 atau naik 61 persen. Peningkatan volume ekspor ini diikuti dengan peningkatan nilai ekspor pada 2018 yang berada di angka US$42,82 juta menjadi US$63,969 juta pada 2019.

Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani menerangkan peningkatan volume dan dan nilai ekspor perikanan Sulsel merupakan salah satu program pemprov dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

"Terutama masyarakat pesisir dan pembudidayaan ikan melalui program prioritas hilirisasi perikanan," ungkap Abdul Hayat, Jumat (16/10/2020.)

Sebagai sentra produksi perikanan di Indonesia, Sulsel diklaim memiliki potensi budidaya tambak seluas 120.000 hektare. Di samping itu, Sulsel juga memiliki potensi budidaya laut sebesar 193.700 hektare, budi daya ikan tawar 100.800 hektare dan potensi budidaya yang terdapat di perairan umum sebesar 200.800 hektare.

Ke depan diharapkan peran Sulsel dalam pembangunan nasional untuk sektor kelautan dan perikanan akan semakin besar karena merupakan poros maritim di kawasan Indonesia timur dan ditunjang oleh industri kemaritiman yang ada.

"Misalnya saja cold storage, galangan kapal dan beberapa pelabuhan yang ada di Sulsel," kata Abdul Hayat.

Kendati demikian, lanjut Hayat, masih ada kendala khususnya pada budidaya udang windu yang bermutu disebabkan adanya kelangkaan induk udang yang bermutu, prasarana saluran irigasi, termasuk perubahan iklim yang tidak menentu dan berpengaruh pada penentuan musim panas yang tidak tepat.

Untuk mengatasi hal itu, Hayat menyebut Pemerintah Provinsi mulai program kegiatan diseminasi inovasi teknologi budidaya udang windu berbasis kawasan (Sitto Bangkit) yang telah dilakukan di sepuluh kabupaten/kota.

"Kami berharap untuk tahun 2021 dapat dilakukan percontohan pada 13 Kabupaten kota sehingga kegiatan budidaya udang yang telah lama dilakukan masyarakat pesisir dapat bergairah kembali," terangnya.

Di sisi lain, program tersebut mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat melalui pengembangan tambak udang di Sulsel. Revitalisasi tambak udang di Sulsel dilaksanakan sesuai dengan amanat presiden dalam RPJMN 2020-2024.

Sebelumnya, Deputi Koordinasi Bidang Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan rapat dengan pemerintah daerah untuk menentukan target yang hendak dicapai dan konsep pertambakan udang dengan cara tradisional, semi intensif, dan intensif.

"Sulsel merupakan salah satu lokasi prioritas yang akan menjadi target revitalisasi tambak di sentra produksi udang," kata Safri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper