Bisnis.com, SIGI - Ratusan hektare lahan produktif pertanian dan perkebunan di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, rusak terdampak banjir bandang, yang secara langsung berdampak pada ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.
"Mayoritas warga Desa Rogon adalah petani, kini mereka belum dapat mengolah lahan karena lahan terdampak lumpur dan material yang dibawa oleh banjir bandang pada Senin (14/9) lalu," ucap Sekretaris Desa Rogo, Ajmain Ramadhan, di Kecamatan Dolo Selatan, Minggu (20/9/2020).
Ajmain Ramadhan menguraikan lahan potensial sawah padi yang terdampak banjir bandang pada itu seluas 79 hektare, yang terletak di empat lokasi di desa tersebut.
Sementara lahan perkebunan yang rusak terdampak bencana banjir tersebut seluas 112 hektare, sehingga total lahan pertanian dan perkebunan yang rusak terdampak banjir seluas 191 hektare.
Selain lahan, sarana pertanian berupa saluran air yang menghubungkan lahan pertanian warga dengan irigasi, juga terdampak banjir bandang dan rusak parah.
"Ini harus segera dicarikan solusinya, agar warga petani bisa segera bangkit kembali pascabencana untuk mengolah pertanian mereka, dalam rangka menstabilkan ekonomi mereka," sebutnya.
Baca Juga
Ia mengemukakan, kerusakan lahan pertanian dan perkebunan warga, bukan hanya disebabkan oleh banjir. Melainkan juga karena faktor gempa pada 28 September 2018 silam.
Pascabencana 28 September 2018 silam, hingga saat ini, kata dia, sebagian petani di Desa Rogo khususnya petani sawah ladang, tidak dapat mengolah lahannya karena kesulitan air, diakibatkan irigasi/bendungan air rusak total.
Akibatnya, urai dia, terdapat 110 hektare lahan padi sawah belum dapat digarap oleh warga petani, hingga saat ini.
"Irigasi yang rusak karena gempa 28 September 2018 silam, itu sementara diperbaiki. Namun, belum selesai perbaikan, kembali terdampak banjir bandang," kata dia.
Kondisi, akui Sekdes Ajmain Ramadhan telah disampaikan kepada Gubernur Sulteng, Ketua DPRD Sulteng, Bupati Sigi, dan organisasi perangkat daerah terkait baik di tingkat provinsi dan kabupaten, dengan harapan mendapat respon positif untuk dilakukan perbaikan.
Berkaitan dengan itu, anggota DPRD Sulawesi Tengah, Ibrahim Hafid menegaskan bahwa Pemprov Sulteng tidak boleh diam dengan kondisi tersebut.
"Harus ada langkah taktis dari Pemprov Sulteng untuk segera membantu pemulihan warga di sektor pertanian dan perkebunan," sebut Ibrahim Hafid.
Ia mengemukakan bahwa, sektor pertanian dan perkebunan menjadi sangat vital, karena sebagian besar warga Sigi merupakan petani, yang dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan lainnya, bergantung penuh pada hasil pertanian.
Olehnya, kata dia, hal itu harus menjadi prioritas utama dan segera dilakukan perbaikan, agar penyintas bencana banjir bandang di Dolo Selatan, tidak berlarut-larut dalam kesulitan.