Bisnis.com, MAKASSAR - Neraca perdagangan Sulawesi Selatan pada Juli 2020 dinilai menunjukkan potensi perbaikan ekonomi daerah. Tercatat pada Juli 2020, neraca perdagangan surplus di angka US$49,74 juta. Nilai tersebut meningkat dibandingkan bulan Juni dengan surplus sebesar US$32,79 juta.
Hal itu didukung dengan aktivitas eksportasi yang mengalami peningkatan sebesar 11,69 persen pada Juli dengan total nilai ekspor mencapai US$104,04 juta. Di sisi lain, aktivitas importasi mengalami penurunan sebesar 10,04 persen dengan total nilai impor sebesar US$54,30 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah memaparkan kinerja tersebut cenderung menunjukkan geliat yang positif, bahkan dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Padahal di tahun ini, Indonesia bahkan secara global, dunia baru saja dihantam pandemi Covid-19.
"Ini relatif lebih baik dibandingkan tahun lalu. Bahkan secara tahunan surplus Sulsel sudah mencapai US$175,86 juta. Masih ada beberapa bulan ke depan sampai akhir tahun," katanya Selasa (8/9/2020).
Yos menambahkan bahwa angka surplus di tujuh bulan terkahir pada 2020 ini cukup tinggi meski dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Bahkan setelah adanya sejumlah pembatasan aktivitas di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar Prof Marsuki DEA menilai kinerja neraca perdagangan Sulsel yang kembali surplus dinilai mampu menjadi sinyal baik bagi pemulihan ekonomi daerah. Menurut Marsuki, Sulsel masih memiliki tugas besar dalam mempertahankan kinerja tersebut.
"Selama struktur dan kapasitas komoditas ekspor Sulsel dapat dipertahankan produk dan keberlanjutan persediaannya. Inilah yg jadi tanggungjawab dinas terkait," terang Prof Marsuki.
Ia menyebut pemerintah juga harus fokus pada sejumlah komoditas unggulan Sulsel yang masih menjanjikan. Misalnya saja untuk nikel, meski harga dunia cendrung menurun. Namun, pasar untuk komoditas ini masih bertahan di sejumlah negara.
Tak hanya nikel, komoditas lain yang juga mampu menjadi motor aktivitas eksportasi Sulsel perlu diperhatikan. Di antaranya kata Marsuki untuk komoditas di sektor pertanian, perikanan seperti ikan dan udang, biji-bijian berminyak dan obat, serta kakao. Komoditas tersebut kata Marsuki memang menjadi komoditas ekspor andalan Sulsel.